Judul : Teknik Penulisan
Feature (Karangan Khas)
A. Pendahuluan
Karangan
khas (karkhas) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Feature, banyak
dilakukan oleh para jurnalis maupun PRO. Untuk mengisi halaman media massa,
apakah surat kabar, majalah atau pun Buletin Internal Perusahaan. Pembuatan
tulisan itu tidak lain untuk menunjang kegiatan perusahaan dalam usaha
menciptakan citra perusahaan maupun citra produk.
B. Perbedaan Feature dan Straight News
Straight
News atau Spot News atau Hard News diterjemahkan kedalam bahasa Indonesiaberita
lempang (Andi Baso Mappototo) adalah laporan tentang peristiwa fisik dan
intelektual, seperti bencana alam, pendapat seseorang yang terjadi atau
diucapkan pada saat itu yang ditulis menggunakan rumus 5W + 1H yang di dalam
gaya bangunan atau struktur piramida terbalik.
Sedangkan
Feature atau Karangan Khas (karkhas) juga ditulis menggunakan rumus 5W + 1H
tetapi pemakaian bahasanya berbeda, lebih halis, lebih enak dibacanya
dibandingkan berita biasa. Ditulis seperti sebuah artikel.
C. Beberapa Pengertian kata Feature
Feature
adalah tulisan yang semata-mata berdasarkan daya pikat manusiawi (human interest) yang tidak terlalu
terikat pada tata penulisan baku seperti yang berlaku dalam berita lempang (Straight News).
Arti
lain ada juga menyebut Feature adalah:
Suatu artikel atau karangan yang
lebih ringan atau lebih umum tentang daya pikat manusiawai atau gaya hidup, ketimbang
berita lempang yang ditulis dari peristiwa yang masih hangat.
Pendaoat
lain mengenai Feature antara lain:
Karangan yang melukiskan suatu
pernyataan dengan lebih terperinci sehinga apa yang dilaporkan hidup dan
tergambar dalam imajinasi pembaca.
Pendapat
penulis lain menyebutkan arti feature atau karkhas antara lain:
Feature adalah artikel yang
kreatif, jading-kadang subyektif, yang dirancang terutama untuk
menghibur dan memberitahu pembaca tentang peristiwa situasi atau aspek
kehidupan.
Gaya
tulisan di atas adalah dimulai dengan umum menuju kepada ke khusus (deduksi ke
induksi). Boleh juga dari induksi ke deduksi (dari khusus ke umum).
Contoh:
Khusu : Menemukan pedagang
asongan hamper disetiap persimpangan jalan raya di Jakarta yang ada lampu merah
(atau pengatur lalulintasnya) pemandangan itu disaksikan setiap hari saat pergi
pulang kantor.
Rincian
ke Umum : Mengajukan pertanyaan
kepada sejumlah pedagang asongan yang dipilih secara acak, factor apa yang
menyebabkan atau mendorong mereka mencari rezeki disetiap persimpangan jalan
yang ada lampu pengatur lalu lintasnya.
Umum/Penutup:
Secara umum mereka menjawab bahwa sullit memperoleh pekerjaan di sektor formal
(di perusahaan atau lembaga pemerintah).
Kutipan contoh
diambil dari tulisan Drs. Andi Mappatoto halaman 5-6.
Isi Feature
1.
Featrue termasuk karangan lengkap.
2.
Feature itu nonfiksi artinya dia harus
fakta, bukan mengada-ada.
3.
Bukan berita lempang ( Spot News). Karangan kalau spot news
cukup dengan syarat 5W + 1 H saja, tetapi feature sebagai karangan khas yang
memiliki nilai berita yakni isinya adalah sesuatu yang ingin dan perlu
diketahui pembaca, bukan saja karena peristiwa dan pendapat itu baru, tetapi
karena juga dekat secara disik dan kejiwaan dengan pembaca, mencuat masalahnya
dan memiliki dampak fundamental kepada pembaca baik sebagai pribadi maupun
sebagai anggota kelompok dan anggota masyarakat. Karkhas tidak mempunyai
penulisan atau rumus baku, meskipun 5W + 1H tetap harus ada di dalamnya.
4.
Dimuat dalam media massa, khusunya surat
kabar dan majalah atau di kantor berita saja. Di dalam media massa elekronik
jarang ada, kalau perlu mungkin bisa juga.
5.
Tak tentu panjangnya. Bisa dari 100-200
kata. Atau jika dalam majalah berkisar 1000-6000 kata.
6.
Penyampaian biasanya hidup. Tidak kaku.
Boleh menggambarkan wajah, air muka pelaku di dalam feature itu.
Drs. Andi Bassi
Mappatoto dalam bukunya yang berjudul feature di halaman 2 menulis pengertian
feature antara lain:
“Secara umum arti kata feature (karkhas)
meliputi suatu pandang tentang berbagai bahan mulai dari konflik sampai tulisan
yang disebut kolom yang tidak digolongkan dalam berita lempang (spot news). Artinya secara khusu adalah
tulisan yang semata-mata berdasarkan daya pikat manusiawi (human interest) yang tidak terlalu terikat pada tata penulisan buku
yang baku seperti yang berlaku dalam berita lempang (spot news)”. (Mappatoto 1992:2)
Masih Andi
menulis arti lain dari feature antara lain:
“Suatu artikel atau karangan lebih
ringan atau lebih umum tentang daya pikat manusiawi atau gaya hidup ketimbang
berita lempang yang ditulis dari peristiwa yang masih hangat:. (ibid : 3).
Atau :
“Karangan yang melukiskan suatu
pernyataan dengan lebih terperinci sehingga apa yang dilaporkan hidup dan
tergambar dalam imajinasi pembaca”. (ibid:3).
Atau pengertian
lain:
“Feature (karkhas) adalah artikel
yang kreatif, kadang-kadang subyektif, yang dirancang terutama untuk menghibur
dan memberitahu pembaca tentang peristiwa situasi atau aspek kehidupan”.
(ibid:3)
Dari pengertian
ini Mappatoto memberikan definisi tentang feature antara lain:
“Feature adalah karangan lengkap
nonfiksi bukan berita lempang (spot news)
dalam media massa yang panjangnya dipaparkan secara sentuhan subyektivitas
pengarang terhadao peristiwa, situasi, aspek kehidupan dengan tekanan pada daya
pikat manusia untuk mencapai tujuan memberitahu, menghibur, mendidik dan
meyakinkan pembaca.” (ibid : 5)
Contoh:
Umum
: Kenikmatan
merokok hanya sesaat tetapi akibatnya dapat memperpendek umur.
Rincian kekhusus
: Asal-usul merokok, bahan rokok,
wat yang berbahaya dan sebagainya.
Umum atau
penutup : Merokok membahayakan hidup.
7.
Kreatifitas
Di
dalam feature unsur kreativitas dimunculkan. Dapat menggunakan imajinasi
penulisnya
8.
Subyektivitas
Feature sering subyektif. Sering
diungkapkan sesuai dengan perasaan dan pikiran atau konsep seseorang. Beda
dengan spot news harus fakta, nyata
sesuai dengan apa adanya.
9.
Feature juga memiliki unsur mendidik.
10.
Feature memiliki unsur memberitahu.
11.
Feature memiliki unsur menghibur.
12.
Feature juga memiliki unsur meyakinkan pembaca.
13.
Feature digunakan juga sebagai alat
untuk merubah sikap pembaca maupun tingkah lakunya.
Gambar dampak feature begi individu pembaca adalah sebagai berikut:
|
D. Teknik Penulisan Feature
Tulisan
dalam paragraph pertama atau Lead/Intro atau Teras harus berisi point of
maximal interest (titik perhatian maksimal/TPM) Lead atau intro atau Teras juga
sering disebut “thesis”.
Tulisan
tidak ditulis kaku seperti spot news dengan rumus 5W + 1H saja, tetapi ditulis
dengan gaya pribadi dan imajinasi penulis dapat digunakan.
Sebelum
menulis
1. Sebelum
menulis perhatikanlah keadaan sekelilingnya di mana pun ia berada. Untuk
memperoleh bahan karangan dapat digunakan:
a. Observasi
langsung
b. Menggunakan
wawancara dengan sosok pribadi (personal
interview)
c. Wawancara
jalanan (man in the street interviews)
d. Wawancara
sambil lalu (casual interview)
e. Wawancara
telelpon (telephone interview)
f. Wawancara
tertulis
g. Wawan
cara kelompok (discussion/seminar
interview).
2. Buat
tema Tulisan
Sebelum menulis juga tentukan
terlebih dulu “tema” karangan itu. Yang dimaksud dengan tema ini adalah:
Pengertian
tema
Menurut
Kamus besar Bahasa Indonesia arti nama antara lain:
- a. Pokok pikiran
- b. Dasar cerita yang dipercakapkan
- c. Yang dipakai sebagai dasar mengarang.
Untuk mengetahui apakah sebuah tema
karangan sudah baik, tema itu perlu dihadapkan pada tolak ukur atau kriteria
yakni:
- a. Kesatuan (unitiy): tema harus mempunyai soal sentral yang merumuskan dengan jelas tujuan tuturan (Mappatoto:28).
- b. Rincian (developmet): dari soal sentral yang terkandung dalam kalimat tema (teras/tesis/intro.lead).
- c. Keaslian (originality): kalimat tema harus asli buah pikiran pengarang sendiri, bukan plagiat.
Syarat
membuat Teras/Lead/Intro/Tesis
Syarat
yang harus dipenuhi:
- a. Teras harus membangkitkan minat
- b. Teras harus membangkitkan perhatian
- c. Teras harus membangkitkan rasa ingin tahu
- d. Teras harus singkat.
Dalam
penggunaan bahasa menulis karangan haruslah:
- a. Gunakan gaya bahasa yang menarik
- b. Gunakan bahasa seperti cakap-cakap
- c. Gunakan koherensi (hubungan logis satu bait dengan bait lainnya)
- d. Harus ada kohesi (hubungan yang erat antara bait satu dengan yang lain, harus kuat).
Teras
yang menarik harus memiliki:
- a. Ada unsure waktu (timeliness)
- b. Kedekatan dengan pembaca (proximity)
- c. Harus mencuat (prominence)
- d. Aneh (unusualness)
- e. Ada gaya pikat kemanusiaan (human interest)
f. Harus
konsekuensi (consequence), ini harus
memiliki dampak.
Setelah
ada tema dan teras maka diperlukan tubuh karangan dan penutup karangan.
E. Tubuh dan Penutup Karangan
Kalau
terus diibaratkan dalam sebuah karangan itu sebagai jiwa raga karangan, maka
tubuh karangan diumpamakan dengan “setelah baju dan aksesorisnya yang nantinya
memantulkan keadaan sang jiwa raga”.
Setelah
ahrus pas dengan raga dan sesuai ddngan jiwa berarti hubungan antara teraas dan
tubuh karangan ibarat rupa dan baying-bayang. Oleh karena itu tubuh karangan
harus sesuai dengan tema dan teras yang telah idbuat. Untuk melakukan hubungan
yang harmonis itu dapat digunakan pola paragraph (alinea) yaitu:
1. Boleh
gunakan pola TEMATIK
Pola
tematik ini adalah setiap paragraph di dalam karangan itu menjurus semua keda
teras. Atau diutarakan sesuai dengan isi teras.
2. Pola
spiral
Setiap
paragraf berisi merinci apa yang ditulis dalam paragraf sebelumnya, ibarat
spiral menggulir ke bawah.
3. Pola
blok
Setiap
paragraf berisi bahan yang pada dasarnya berdiri sendiri, tetapi
paragraf-paragraf yang mandiri itu pada akhirnya menyulun satu cerita yang
bulat.
4. Pola
rincian
Pola
ini terlepas dari bentuk teras apa yang harus diterapkan dalam pengkonsepsian
karangan nonlempang, khusus feature, ada dua metode ancang-ancang yang dapat
dipilih yaitu metode alamiah dan metode logis.
a. Metode
alamiah menggunakan susunan waktu (the
order of time)
Sesenan ini daoat disebut susunan
sederhana sekali karena rincian bahan karangan dilakukan secara berurutan atau
secara kronologis. Gaya ini hamper seperti gaya narasi.
b. Metode
susunan logis (susunan klimaks (the order
of clomax)
Susunan ini mengikuti jalan pikirn bahwa
penempatan sesuatu dibelakang memberikan penekanan yang paling banyak. Sejalan
dengan itu, rincian tulisan iatur semakin kebawah semakin memberikan kesan
tegang.
c. Susunan
dari umum ke khusu (dari deduktif ke induktif)
Umum
↓
Khusus
↓
Khusus
↓
Penutup
- d. Susunan dari khusus ke umum (dari khusu ke umum)
- e. Susuna dari induksi ke deduksi. Dimulai dari alur piker yang khusus menuju ke alur piker yang umum. Meskipun metode ini sebenarnya tidak banyak digunakan dalam menulis karangan. Tetapi bukan berarti metode ini tidak boleh digunakan.
Khusus
↓
Khusus
↓
Khusus
↓
Umum
Contoh
dilihat dilembar lampiran
F. Bentuk-bentuk penutup
Kebanyakan
karangan khas ini mutlak mempunyai bagian penutup, yaitu akhir dari suatu
karangan menurut logika. Tulisan atau karangan khas ini selalu ditulis atau
kebanykan ditulis menurut piramida terbalik atau dikenal dengan julukan
piramida kronologis. Penutup adalah mutlak.
Bentuk-bentuk
penutup lihat contoh di bawah ini:
Contoh
Out Line:
Contoh
sebuah outline yang lengkap
Tema
: Keluarga berencana
Ide
pokok : Bagi Indonesia keluarga
berencana adalah penting sekali guna meningkatkan pendapatan perkepala
rata-rata.
A
: Sekarang ini dalam masyarakat kita masih banyak keluarga belum yakin bahwa
keluarga berencana itu perlu.
B
: MASALAH PENDUDUK DAN PEMBANGUNAN
I. Masalah
penduduk Indonesia
1. Tingginya
tingkat kenaikan penduduk rata-rata per tahun
a. Tingkat
kelahiran tinggi sekali
b. Tingkat
kematian semakin berkurang
1) Berkurangnya
kematian anak-anak
2) Bertambahnya
usia orang-orang dewasa
2. Kerapatan
penduduk
a. Perbandingan
kerapatan tak seimbang
1) Antar
daerah-daerah di suatu pulau
2) Antar
pulau-pulau di Indonesia
b. Sebab-sebab
kerapatan penduduk pincang
1) Penduduk
terpusat di daerah-daerah pertanian
2) Mengalirnya
orang-orang masuk ke pulau Jawa
3. Usaha-usaha
untuk menanggulangi masalah penduduk
a. Transmigrasi
1) Usaha-usaha
yang telah diambil
2) Halangan-halangan
yang terjadi
b. Keluarga
berencana
1) Tindakan-tindakan
yang telah dijalankan
2) Sikap
masyarakat terhadap usaha itu
II. Pengaruh
masalah penduduk terhadap pembangunan ekonomi
1. Rendahnya
pendapatan rata-rata per kepala
2. Kecilnya
pertambahan pendapatan rata-rata per tahun
3. Kurangnya
kemampuan investasi
III. Usaha
usaha efektif guna mengurangi pertambahan penduduk
1. Mengurangi
jumlah anak-anak yang lahir tiap tahunnya
a. Membatasi
jumlah kelahiran
b. Mengatur
jangka kelahiran anak satu dengan lainnya
c. Mengurangi
perkawinan calon-calon yang agak muda
2. Memberikan
penerangan tentang perlunya keluarga berencana
a. Kepada
orang dewasa di kampong-kampung dan desa-desa
b. Kepada
murid-murid belasan tahun dalam lembaga-lembaga pendidikan
3. Menyediakan
fasilitas-fasilitas guna pelaksanaan keluarga berencana
C
:Menyimpulkan bahwa suatu keluarga berencana dengan jumlah anak yang kecil akan
lebih mudah mengatasi kesulitan-kesulitan ekonominya serta lebih besar
kemungkinannya untuk mendidik anak-anak secara layak, sehingga masa depan
anak-anak itu lebih terjamin.
Contoh
penutup
Ringkasan:
mengacu kembali kepada ters
Penutup
II
1. Gaya
bangunan (struktur)
Pembicaraan
tentang gaya bangunan suatu karkhas lebih banyak bersifat pengulangan dari
pembicaraan pada halaman-halaman sebelumnya. Tetapi yang ditentukan disini
adalah mengenai bentuk visualisasi gaya bangunan itu.
Karangan khas yang dimulai dengan teras TPM (titik
perhatian maksimal), yang juga disebut teras ringkasan dan penuturannya agak
panjang mengikuti gaya bangunan piramida terbalik yang jika digambarkan
terlihat seperti di atas.
Gaya
bangunan karkhas yang tidak menggunakan teras tingkasan mengikuti beberapapola.
Jika karangan panjang, gaya bangunan piramida biasa dengan gambar seperti:
Kalau karangan singkat, mungkin terdiri atas empat
atau lima paragraf, struktur bangunannya segi empat seperti:
Sekiranya
karangan merupakan penuturan kronologis, maka struktur bangunannya mengikuti
pola piramida kronologis seperti gambar berikut ini:
2. Pengecekan
Pengecekan
mengacu kepada dua bidang secara umum, yaitu fase pengumpulan bahan dan fase
puenatulis. Untuk fase pengumpulan bahan berlaku ketentuan, keteletian,
ketepatan dan pengecekan ulang tehadap bahan yang sudah diperoleh dari sember
buka manusia, misalnya dokumen yang biasanya diterapkan dalam menulis berita
lempang. Ketentuan tentang ketelitian, ketepatan dan pengecekan ulang
dimaksudkan untuk menanamkan kepercayaan pembaca bukan saja kepada kebenaran
isi berita dan karkhas tetapi juga kepercayaan kepada pengarang. Seorang
pewarta, terlebih pengarang yang teliti dan yang namanya ditulis diatas
karangannya disebut by-line story biasanya merebut hati pembaca karena berita
atau karangan akurat, menarik baik dari segi gaya maupun dari segi bahasa.
Dengan
kata lain, betapa pentingnya ketentuan pengecekan itu dalam proses mendekatkan
pengarang dengan bembaca, selain juga mencegah kekeliruan informasi yang
berdampak luas dalam kehidupan masyarakat.
Salah
satunya upaya pengecekan terhadap bahan karangan dari sumber adalah kepada
pewarta atau pengarang untuk mengetahui apakah catatan itu persis seperti apa
yang dimaksudkan untuk mencegah adanya bantahan dari sumber yang member
keterangan sesudah berita atau karangan diterbitkan yang akan merugikan
reputasi pengarang.
Keuntungan
lain dari pengecekan dengan cara tersebut adalah besarnya kemungkinan pewarta
atau pengarang memperoleh keterangan tambahan yang akan memoerkaya isi karangan
yang sebelumnya tidak diungkapkan oleh sumber.
Selanjutnya,
untuk fase purnatulis, pewarta atau pengarang wajib merujuk kepada daftar
pertanyaan yang jika belum terjawab pewarta atau pengarang perlu mencari
keterangan atau fakta yang diperlukan itu. Pernyataan yang dimaksud dan harus
terjawab alternative atau “ya” sebagai berikut:
a. Apakah
peristiwa, pendapat, masalah itu menarik untuk dibaca?
b. Apakah
karangan itu se=udah terfokus kepada pokok tulisan tidak menuturkan hal lain
yang jauh menyimpang?
c. Apakah
karangan tidak bernada tajuk rencana?
d. Apakah
5W + 1H sudah terpenuhi dengan tepat, khususnya apakah unsure why dan how sudah
banyak terpenuhi?
e. Apakah
penulisan nama orang, jabatannya dan kedudukan sosialnya sudah tepat?
f. Apakah
rincian sudah memadai?
g. Apakah
kata yang digunakan mudah dipahami?
h. Apakah
kata yang digunakan akan memberikan sentuhan emosional?
i.
Apakah kalimat dan paragraf sudah
singkat, kurang lebih 35 kata?
j.
Apakah fakta akurat?
k. Apakah
contoh yang diberikan konkret?
G.
Bahasa
untuk Feature
Bahasa
untuk feature atau karangan khas tetap menggunakan bahasa Jurnalistik yang
diutamakan, harus menggunakan bahasa baku, meskipun tidak harus taat secara
kaku menggunakan bahasa baku.
Bahasa
jurnalistik yang diharapkan antara lain:
1. Kalimat
singkat, membawakan satu pengertian saja
2. Kalimat
sederhana dan deklafatir
3. Sedangkan
mungkin mengganti sebuah frasa dengan sebuah kata saja
4. Pelbagi
acuan kalimat digunakan silih berganti
5. Kata
yang digunakan untuk memulai kalimat atau mengakhiri kalimat tidak digunakan
pada waktu menulis kalimat berikutnya kecuali kalau kalimat itu sudah diselingi
kalimat lain.
6. Paragraf
terdiri atas dua atau tiga kalmiat dalam empat atau lima baris ketika (block
paragraf).
7. Kata
dalam paragraf kurang lebih 35 kata.
8. Jumlah
baris dalam paragraf yang terlanjur malampaui ketentuan empat baris diimbagi
dalam parafrag berikutnya dengan dua atau tiga baris.
9. Meniadakan
kata sifat dalam berita lempang (spot
news).
10. Istilah
atau kata bari diberi penjelasan baik dkalimat maupun dalam kurung
11. Menulis
lengkap akronim yang belum dikenal luas terlebih dahulu, baru akronim itu
ditulis dalam kurung.
H.
Penjudulan
Pemberian
judul atas suatu karangan di perusahaan penerbitan pers yang besar adalah tugas
anggpta meja sunting karena adanya diferensiasi kerja sebagai salah satu
ciri organisasi yang modern.
Differensasi
kerja mengharuskan sumber daya manusian untuk menekuni pekerjaan dengan
keterampilan masing-masing. Tetapi dalam perusahaan pers kecil, penulisan judul
dilakukan oleh penulis itu sendiri.
Fungsi
judul untuk karkhas
Judul
atau title di dalam karkhas perlu ditangani dengan cermat karena judul
berfungsi:
1. Mematik
daya tarik untuk pembaca
2. Judul
itu sebagai ringkasan cerita sama dengan headline berita
3. Penggugah
perhatian pembaca.
Beda
headline untuk berita dan title untuk karkhas antara lain: Headline itu berupa
kalimat lengkap dan pengertian jernih.
Headline
mempunyai subyek, predikat dan obyek.
Title
biasanya berupa frasa dan berarti ganda,
Contoh:
Mau untuk bunting
Contoh
Headline: Polisi menyidik tersangka koruptor BL.
I. Bentuk-bentuk karangan khas (feature)
Karangan
umum, karangan bebas (prosa), non fiksi, maupun fiksi kecuali berita lempang (sport news) dapat dibagi atas dua
kelompok:
1. Bagian
penjelasan (explanation)
2. Bagian
bujukan (persuasi atau argumentasi)
Kelompok
penjelasan itu meliputi:
1. Berfungsi
untuk memberitahukan tentang sesuatu yang belum diketahui
2. Berfungsi
untuk menjelaskan tentang sesuatu yang belum jelas.
3. Berfungsi
penjelasan dan menggambarkan. Tidak ada perdebatan.
Kelompok
bujukan:
1. Untuk
memperoleh persetujuan dari pembaca terhadap sesuatu melalui perdebatan atau
argumentasi yang dapat berupa perdebatan tentang kebenaran, penafsiran atau
pertentangan pendapat.
2. Untuk
meyakinkan
Bentuk-bentuk karkhas:
Kelompok
Penjelasan
Meliputi
karkhas berita (news feature/sidebars)
Tulisan
ini hanyalah tulisan merupakan suplemen dari berita lempang tetapi lebih banyak
bercerita tentang manusia, pandangannya, penderitaanya, ketabahannya,
harapannya dan hal-hal fisik yang dialaminya. Sidebars ini bias pendek, bias
panjang.
Bias
juga dijadikan in-dept report. Teknik
penulisan dapat berupa:
1. Bias
bersifat humorostis
2. Bias
bersifat ironis (yang bersifat bertentangan dengan yang sesungguhnya)
3. Bias
juga menciptakan kesan yang tegang (suspense)
Contoh:
Atlanta,
28/10 (UPI)
Pesawat
terbang Delta Airlines dengan nomor penerbangan 743 sedang dalam penerbangan
dari Chicago ke Atlanta.
Pramugari
memberitahukan pilot pesawat terbang, seorang penumpang wanita sakit dengan
tanda-tanda kuat serang penyakit usus buntu.
Sang
pilot menentuk kawat ke Atlanta dan dokter memeriksa penumpang wanita itu di
lapangan terbang.
Setelah
penerbangan tertunda 23 menit karena keadaan darurat itu, pesawat tinggal
landas menuju Miami dan sang dokter menyatakan dalam laporannya: belitan korset
sang penumpang kelewat kencang.
Karkhas
beritayang akan diturunkan sebagai contoh berikut ini didahului dengan pemuatan
berita lempang yang memberitakan serangan angin putting beliung di kota anu
yang berpenduduk satu juta jiwa.
Serangan
angin topan itu pagi hari Senin menelan korban 23 orang meninggal, 341
luka-luka dan meruntuhkan separuh jumlah bangunan dalam kota. Kerugian material
Rp. 5 milyar.
Contoh
b:
Ketika pusaaran angin putting
beliung menerbangkan sejumlah rumah di sutau temkpat sedikit jauh darinya,
Midun Rumpi berdoa sejenak dan menggiring istri dan anak-anaknya yang menangis
tersedu-sedu ke bawah naungan pohon cemara raksasa.
Di bawah naungan pohon, keluarga
Midun Rumpi mendengar gemuruh penghancuran semakin mendekat. Dirasakan tanah
terguncang.
Kemudian, mereka mendengar amukan
topan mereda.
“Allhamdulilllah” ucap Midun ketika
ia beringsut dari pohon tempatnya berlindung dan mengirup nafas lega manakala
ia menyaksikan rumahnya agak utuh.
Kemudian ia memaparkan pandangan ke
kiri dan ke kanan. Ia terkejut ternganga menyaksikan sebuah rumah di suatu
tempat sejauh 50 m hancur rata dengan tanah. (selebihnya tulisan berisi rincian
pengalaman Midun dan kemudian bagian penutup)
“Hal
ironis mengenai malapetaka ini adalah bahwa saaya dapat kehilangan rumah, kata
midun”
“Saya
pengangguran sekarang, jadi saya tidak membayar cicilan rumah, katanya
menambahkan.”
“Tetapi,
sesudah kejadian ini, saya tidak merasa khawatir, Tuhan akan member rezeki.”
Karkhas
berita harus diterbitkan pada halaman yang sama dengan tempat berita dlempang
disirkan, setidaknya pada edisi yang sama.
Sejarah (Historical)
Tulisan
karkhas ini mengacu kepada keterkaitan masa lampau dnegan masa kini. Maksud
dari upaya masakinikan sesuatu kejadian yang sudah lampau adalah bentuk
terutama menyegarkan ingatan para pembaca tentang kejadian yang bersejarah,
misalnya pembantaian para Pahlawan Revolusi pada 30 September 1965.
Dari
segi psikologi, orang senang membaca sesuatu yang lampau untuk membandingkannya
dengan hal yang terjadi sekarang.
Contoh
Jakarta,30/9
Siaran
RRI pukul 07.20 pada 1 Oktobe 1965 tak ubahnya seperti petir membelah bumi di
padi hari bafi sebagian besar rakyat manakala mereka mendengar bahwa telah
terjadi perubahan kukuasaan Negara secara mendadak.
Pengumuman
dari golongan yang menamakan dirinya Gerakan 30 September bahwa mereka telah
menggagalkan usaha percobaan perebutan kekuasaan oleh apa yang mereka namakan
Dewan Jendral membalikkan arus tanda Tanya rakyat menjadi amarah tatkala mereka
mengetahui enam orang pimpinan TNI-AD dibantai oleh PKI yang mendalangi gerakan
tersebut. Episode berdarah PKI memasuki titik balik ketika Pangkostrad Mayjen
(waktu itu) Soeharto memimpin garis komando penumpasan pemberontakan komunis di
Indonesia sejak 3 Oktober 1965.
Kini
26 tahun kemudian, masih segar ingatan orang tentang apa yang telah terjadi
pada waktu itu. Ada diantara memutuskan untuk tidak masuk gereja atau
menghentikan pekerjaan yang sedang dilakukannya untuk mengetahui kejadian
sebenarnya lewat siaran RRI. “Waktu itu saya sedang sarapan sambil mendengarkan
siaran RRI. Saya sangat setuju dan percaya pasti keadaan jadi gawat,” kata
Muhidin, waktu itu mengaku pegawai PT karung goni. Rasa terkejut berubah
menjadi amarah ketika khalayak pendengar mengetahui bahwa biang keladi kejadian
itu tidak lain adalah PKI yang membunuh perwira TNI-AD dalam ushanya merebut
kekuasaan Negara. (beberapa paragraph berikutnya tersusun dengan kalimat petik
dari beberapa orang lagi silih berganti dengan kalimat pernyataan, kemudian
diakhiri dengan bagian penutup).
Penumpasan
G30SPKI dan pelarangan kegiatan PKI di Indonesia, yang konon kekuatannya
terbesar di luar Uni Soviet dab RRC, menyusul ditemukannya mayat korban
pembantaian yang dibenamkan dalam sumur tua di daerah Halim Perdanakusuma,
kurang lebih 20 kilometer sebelah timur pusat kota Jakarta.
Perayaan (seasonal)
Karangan
ini mengacu kepada peristiwa terutama berkenaan dengan hari-hari raya
keagamaan. Kejadian di hari-hari raya bukan keagamaan, misalnya 17 Agustus,
dapat mengacu kepada karangan yang bersifat sejarah (historical).
Hal-hal
yang perludiperhatikan sebagai bahan karangan adalah sesuatu yang lain daripada
yang biasa terjadi, terutama yang bersifat fisik. Kejadian non fiksi, misalnya
kejadian yang menyangkut emosi, hal-hal yang ironis dengan sendirinya dapat
dijadikan bahan tulissan daya pikat manusiawi (human interest story). Artinya kita menemukan human interest sementara kita mencari bahan untuk karangn seasonal.
Contoh:
Kairo,
11 Juli (DPA)
Siapa
bilang Arabian Night alias 1001 malam
sudah sirna? Malahan 1001 datang kembali menantang di sini. Di Kairo.
P[enyebabnya bulan Ramadhan. Ramadhan bukan saja bulan suci Islam, masa kaum
muslimin dan muslimat melakukan ibadah puasa. Lebih dari itu yang dilakukan,
khusunya di Mesir. Pesta berjalan seiring dengan ibadah puasa dan orang Mesir
rupanya meramu dua kegiatan itu sebaik-baiknya.
Lampu
warna-warni di mana-mana yang mbeuat Departemen Tenaga Listrik sibuk mengambil
langkah darurat untuk mencegah terputusnya aliran listrik. Stasiun radio dan
televise siap dengan acara yang boleh jadi terbaik dan termeriah selama tahun
ini. Suasana mirip perayaan Hari Raya Natal di Barat, tetapi pengaturan acara
mengacu kepada semangat 1001 malam.
Paragraf-paragraf
berikutnya menceritakan bagaimana orang di Kairo memulai puaasa, berbuka puasa,
menyediakan makanan iftar dan sahur di hotel berbintang lima, antara
lain berhiaskan bangunan piramida, keadaan sekitar Mesjid Hussein dan pusat
pertokoan, sebelumk tulisan berakhir dengan paragraf (penutup)
Acara
televise berlanjut tiga kali sesudah tengah malam dab jam kerja dipersingkat
untuk orang Mesir yang menikmati perayaan-perayaan dan hiburan sepuas-puasnya.
Pusat-pusat perbelanjaan, tempat untuk membeli apa saja, dibuka sampai dini
hari dan jalan semakin padat menjelang malam semakin larut.
Sosok
Pribadi (Persibality Profile)
Tulisan
ini menyandang dua atau tiga nama. Bias disebut cerita sukses (success story) atau biografi.
Lampiran
Bentuk Karkhas
Intinya
adalah uraian tentang tahap-tahap jalan hidup seseorang menuju puncak ketenaran
dan pengertian dikotomis: baik dan buruknya. Misalnya seseorang sukses sebagai
pengusaha raksasa atau seseorang menjadi pembunuh atau perampok ulung. Ada tiga
unsure yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan bahan. Pertama, latar belakang
hidup seseorang termasuk ayah bundanya dan orang-orang yang pernah dekat
dengannya. Kedua, apa yang pernah dan sedang dilakukannya. Ketiga, apa
cita-cita atau aspirasinya.
Contoh
(wiraswasta Perangkat Lunak)
Kalau
berbicara dengan Sandra Kurtzig, rasanya seperti “ngobrol Timur-Barat” dengan
tetangga. Ia bergitu ramah dan bersikap santai sampai-sampai anda lupa ia
seorang wanita kaya raya yang membangun perusahaanya senilai US$ 100 juta dari
nol.
Kurtzig
yang menokohkan “Mimpi Amerika Menjadi Kenyataan” mengatakan tidak pernah ingin
menjadi kaya raya. Ketika ia memulai membangun perusahaan perangkat lunaknya
dengan nama ASK, ia tidak mempunyai gamabaran dalam benaknya sebesar apa nanti
perusahaan itu.
ASK
didirikan hanya untuk menghasilkan sejumlah kecil dolar yang cukup untuk member
makan dua orang anaknya, katanya ketika berada di Singapura baru-baru ini.
(selebihnya, tulisan ini menceritakan tentang awal usahanya yang dimulai
disuatu ruangan di kamar tidurnya sampai ia diminta menjadi anggota pimpinan
Universitas Harvard dan apa yang akan dilakukan dalam bagian penutup tulisan.
Apa yang akan ia lakukan sesudah itu? “Saya tidak punya pikiran lebih jauh dari
itu”, katanya. Tetapi pastilah, apa pun nantinya ia akan memanfaatkan karsa dan
karyanya, betapa pun kecilnya untuk meraih sukses.
Daya
Pikat Manusiawi (human interest)
Karangan
ini lebih menonjolkan aspek-aspek dramatis, emosinal dan materi latar belakang
yang menyangkut manusia sebagai cirinya ketimbang tulisan berita lempang yang
materi pokoknya adalah peristiwa, pendapat dan masalah (new incident). Dengan kata lain, human interest sory memperlakukan sebagai unsure dominan dalam
penampilnnya hal atau kejadian dibalik peristiwa yang menimpa manusia (human background event), seperti tekanan
batin (stress), beban pikiran (strains), keadaan dramatis, gagasan,
emosi dan ambisi seseorang.
Tujuannya
untuk member sentuhan emosi kepada khalayak yang dapat memberikannya perasaan
simpati, empati, senang, benci, marah.
Contoh:
NIEN
HOA Vietnam Selatan-Pham Va Le menyelesaikan latihan militer Minggu, dikirim
bertempur Senin, tewas Selasa dan dimakamkan Sabtu. Ia berusia 22 tahun,
menikah tujuh bulan lalu, menjadi kuli angkut di pelabuhan Saigon sebelum
memasuki dinas militer. Va Le adalah seorang diantara yang dimakamkan di taman
Pemakaman Nasional, tempat tangis tak pernah berhenti dan prajurit mengetahui
mereka tidak mendapat penghormatan khusu. Janda Va Le hadir, juga ibunya,
ayahnya, adik perempuannya. Selama beberapa jam, wanita-wanita itu berkabung
menagis pijar, memaki-maki pemerintah yang telah mengirim Va Le ke medan laga,
memohon agar dia hidup kembali. “Mereka hanya tinggal dirumah dan naik mobil.
Mereka duduk dikantor saja dan memaksa suami saya untuk mati” jerit janda Va
Le, 19 tahun yang tertelan lengking tangis diatas pusara lainnya. “orang-orang
tua tidak mati, hanya anak muda”. Keluarga miskin yang beragama Budha itu
bertahun-tahun menyingkir ke pelosok negeri untuk menjauhi pertempuran.
“Anakku, anakku. Saya disini untuk menemuimu. Kamu bhisa membawaku ke
mana-mana. Mengapa kamu tidak membawa daku bersamamu sekarang juga?” serit sang
ibu. Sepasukan kawal kehormatan dekil menghentakan kaki maju untuk mengangkat
peti jenazah, meletakannya di depan moil jenazah warna hitam yang berjalan
berdenyit-denyit, mengawalnya dalam suatu upacara pemakaman singkat di taman
pemakan yang penuh dengan liang lahat baru.
Tinggal
beberapa saat lagi menanti keluarga almarhum untuk menyatakan perasaannya dan
ibu serta istri almarhum merebahkan diri dan mendekap peti jenazah. Ketika
penggali liang lahat menimbun lubang, mobil jenazah warna hitam tiba membawa
mayat lainnya dan deretan liang lahat masih mengangan diterpa sinar matahari
terik. “suamiku, suamiku, mereka membiarkan suamiku meninggal”. Pham Va Le
adalah seorang diantara 8.000 tentara Vietnam Selatan yang tewas sejak serangan
Vietnam Utara mulai dilancarkan 29 Maret. Tetapi liang lahat masih menanti
25.000 serdadu lagi.
Latar
Belakang (Background)
Karangan
yang juga biasa disebut dope story ini
bertolak dari pendapat bahwa tidak ada peristiwa yang sama sekali berdiri
sendiri. Suatu kejadian ada sebab-sebabnya yang terjalin dalam suatu proses
sebelum peristiwa terjadi atau peristiwa terdahulu itu dipaparkan kepada
khalayak.
Disini
tidak ada unsure penilaian penulis, kecuali pemaparan berupa angka dan penjelasan
daro seseorang sehingga tulisan tersusun
menjadi bulat.
Contoh
Washington,
(UPI)
Perkembangan
pesat penduduk minoritas selama dasawarsa yang lalu di Amerika Serikat
diperkirakan akan mempunyai dampak ekonomi, politik dan social dieluruh Negara
itu. Angka penduduk yang disiarkan Minggu oleh Biro Sensus, menunjukan
pergeseran demografis terbesar yang dialamai bangsa Amerika dalam abad ke-20,
kata seorang penjabat pemerintah. Peningkatan pesat penduduk keturunan Asia,
kuklit berwarna dan Indian di kawasan barat daya dan di ujung barat demikian
pentingnya, sehingga dapat memberikan penduduk kulit putih status minoritas di
California dan New Mexico menjelang tahun 2000.
Dalam
tahun 1980, penduduk kulit putih menempati peringkat 65,6 %. Dalam tahum 1990
angka itu melorot menjadi 57% yang daoat jauh lebih rendah lagi menjadi 54,6 %
pada saat perhitungan sensus terakhir ditabulasi. Pergeseran besar dalam
susunan penduduk itu diduga akan mengubah perimbangan kekuatan politik. Dengan
perubahan yang akan terjadi itu dalam pemetaan kembali wilayah pemilihan
kongres, kaum minoritas hamper pasti akan memperoleh kekuatan ekonomi dan
politik mulai dari keanggotaan badan perwakilan pusat.
“Tentu
akan terjadi perubahan dalam pemerintahan dan pilihan prioritas”. Kata Randy
Ardnt, juru bicara Liga Kota Nasional. “Kita akan menjadi kaya kebudayaan”.
Pasti akan banyak kota mencari dana dalam bermacam bentuk misalnya bantuan
federal, yang dalam banyak hal didasarkan atas penghasilan per kepela.
Sementara penduduk kulip putih akan bertambah lebih dari 11 juta menjadi 1.997
juta jiwa dalam tahun 1990, bangsa kelompok penduduk itu turun 83 % dalam tahun
1900, statistic itu menunjukkan.
Lampiran Bentuk Karkhas
Membuka
Tabir (Curtain Raiser)
Karangan
ini merupakan tulisan yang berisi langkah-langkah, peristiwa atau pendapat
dalam rangka persiapan suatu kejadian yang penting sekali.
Misalnya
rencana kunjungan kepala Negara/pemerintahan ke suatu Negara, menjelang suatu
konferensi international, menjelang Sidang Umum MPR/DPR, menjelang pelaksanaan
pemilu, menjelang pelaksanaan program yang menyangkut hajat orang banyak.
Acuan
suatu tulisan adalah apa yang sudah diketahui sepanjang yang diingat dan bahan
referensi tertulis, seperti dokumen, kliping juga mendapat orang yang
berwenang.
Pekenan
karangan ini adalah pada sifatnya yang berupa ikhlasan dan kemungkinan
menjelang suatu kejadian yang penting.
Tidak
ada unsure penilaian pengarang kecuali pemaparan fakta dan data untuk
menghubungkan satu fakta dengan fakta yang lain sehingga karangan tersusun
lancer dalam satu kesatuan yang bulat.
Contoh:
Jakarta,
1/9 (…) Senin mendatang, perhatian dunia aka di arahkan kepada wakil 2/3
penduduk dunika ketika 100 lebih kepala Negara dan pemerintahan berkumpul di
Jakarta untuk menghadiri Konforensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok (KTT-GNB)
ke 10.
KTT-GNB
itu terselenggara dalam suasana hapusnya Uni Soviet dalam peta politik dan peta
bumi serta telah sampainya konflik Timur Tengah pada cakrawala jalan
penyelesaian, menurut sumber yang berwenang, akan tetapi menapaki garis
perjuangan yang dirintis Konferensi Bandung 1955.
Menlu
Anu mengatakan dalam konferensi pers di Pejambon, Jum’at, penghapusan blok
militer dunia hanya satu faset saha dari GNB. Sedangkan masalah besar masih
membelit dunia, khusunya dunia Ketiga.
Diantara
masalah itu adalah pelucutan senjata dunia, jaminan kemerdekaan dan kedaulatan
Dunia Ketiga, apartheid dan rasialisme, pembangunan di dunia sedang berkembang
hak asai. “Walaupun AS dan US nampaknya sudah rujuk dan konflik Timur Tengah dan
Kamboja sudah sampai pada tahap penyelesaian, masih banyak masalah besar kita
hadapi.”
Konferensi
Tingkat Menteri Gerakan Non-Blok (KTM-GNB) ke 10, Ghana 4-7 September 1991 yang
menuntaskan Indonesia menjadi tuan rumah KNT-GNB tahun 1992, merinci dalam
suatu deklarasi tentang yang dihadapi Dunia Ketiga menetapkan langkah prioritas
dalam perjuangannya.
Prioritas
utama itu meliputi masalah pembangunan ekonomi untuk mengatasi kemiskinan yang
dilukiskan sebagai “musuh utama GNB”, yang diharapkan dapat diwujudkan
berdasarkan kerja sama Utara-Selatan, reformasi PBB, hak asasi politik, ekonomi
dan social, lingkungan hidup, perdagangan, penyalahgunaan narokotika dan
pluralisme politik.
(bagian
dari tulisan ini adalah dilaksanakan sampai sekarang, pandangan pakar polotik
sebelum sampai ke bagian penutup)
Panitia
Nasional KTT-PNB menjelaskan, tamu akan ditampung di Hotel Grand Hyatt.
Konferensi
sendiri akan diselenggarakan di Gedung balai Sidang, senaian yang sudah dipugar
bulan lalu.
Pelancongan
(Travel)
Sesuai
dengan namanya, karkhas ini menuturkan pengalaman pengarang tentang hasil
kunjungan ke obyek wisata suatu tempat yang menarik lainnya baik dari segi
sejarah, arsitektur maupun segi keindahan alam.
Pewarta
yang akan mengkhususnya perhatian untuk menjadi penulis karkhas pelancongan
perlu memperluas wawasannya tentang sejarah, arsitektur, antropologi,
arkeologi. Misalnya, pada saat mengunjungi kompleks bangunan tua seorang
penulis tidak cukup hanya menuturkan tentang arsitektur bangunan itu, tetapi
juga harus mengaitkannya dengan sejarah, mungkin juga dengan arkeologi atau
bahkan dengan antropologi.
Contoh:
Nuwara
Eliya, Sri: angka, 10 Maret (Reuteur)
Tradisi
dan perilaku aneh warisan Inggris sekarang merebak di perbukitan hjiau Sri
langka Tengah sesudah negeri itu meredeka 40 tahun.
Iklim
sejuk, pengaruh warisan petani the jaman colonial dan adat istiadat yang tidak
pernah muncul bahkan dalam zaman konservatif Inggris, telah mengabdikan
pengaruh kuat Inggris yang telah menarik para pelancong ke pulau di Samudera
Hindia itu.
Sementara
peninggalan kebidayaan Portugis dan Belanda yang pernah menjajah Sri Langka
sebelum kedatangan Inggris tetap berpengaruh kuat dibanyak tempat dikawasan
pesisir, peninggalan kebudayaan kologial Inggris kuat mencekam di Sri Langka
tengah.
0 Response to "Penulisan Humas Pertemuan 7 dan 8"