Klasifikasi Pengukuran Sumber Daya Alam
Klasifikasi Sumber Daya Alam Berdasarkan Skala Waktu Pertumbuhan
1. Tidak dapat diperbaharui
a. Habis dikonsumsi (minyak, gas, batubara, dst.
b. Dapat didaur ulang (besi, tembaga, alumunium, dst.)
2. Dapat diperbaharui
a. Memiliki titik kritis (ikan, hutan, tanah, dst)
b. Tidak memiliki titik kritis (udara, pasang surut, angin, dst.)
Klasifikasi Sumber Daya Alam Berdasarkan Kegunaan Akhir
1. Sumber Daya Material
a. Material Metalik (emas, besi, alumunium, dst.)
b. Material Non-Metalik (tanah, pasir, air, dst.)
2. Sumber Daya Energi (energi surya, angin, minyak, dst.)
Pengukuran Ketersediaan Sumber Daya Alam
PENGUKURAN KETERSEDIAAN SDA
A. SDA STOK ( TIDAK TERBARUKAN)
- SD HIPOTETICAL
- SD SPEKULATIF
- CADANGAN KONDISIONAL (CONDITIONAL RESERVE)
- CADANGAN TERBUKTI (PROVEN RESOURCE)
B. FLOW RESOURCE (YANG DAPAT DIPERBAHARUI)
- POTENSI MAKSIMUM SUMBER DAYA
- KAPASITAS LESTARI
- KAPASITAS PENYERAPAN
- KAPASITAS DAYA DUKUNG
SUMBER DAYA ALAM STOK ( TIDAK TERBARUKAN)
1. Sumber daya hipotetikal
- Adalah konsep pengukuran deposit yang belum diketahui namun diharapkan ditemukan pada masa mendatang berdasarkan survei yang dilakukan saat ini. Pengukuran sumber daya ini biasanya dilakukan dengan mengekstrapolasi laju pertumbuhan produksi dan cadangan terbukti (proven reserve) pada periode sebelumnya.
2. Sumber daya spekulatif
- Konsep pengukuran ini digunakan untuk mengukur deposit yang mungkin ditemukan pada daerah yang sedikit atau belum dieksplorasi, dimana kondisi geologi memungkinkan ditemukan deposit.
3. Cadangan kondisional (conditional reserves)
- Adalah deposit yang sudah diketahui atau ditemukan namun dengan kondisi harga output dan teknologi yang ada saat ini belum bisa dimanfaatkan secara ekonomis.
4. Cadangan terbukti (proven resource)
- Adalah sumber daya alam yang sudah diketahui dan secara ekonomis dapat dimanfaatkan dengan teknologi, harga, dan permintaan yang ada saat ini.
FLOW RESOURCE (YANG DAPAT DIPERBAHARUI)
1. Potensi Maksimum Sumber Daya
- Konsep ini didasarkan pada pemahaman untuk mengetahui potensi atau kapasitas sumberdaya guna menghasilkan barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu. Pengukuran ini biasanya didasarkan pada perkiraan-perkiraan ilmiah atau teoretis. Misalnya diperkirakan bahwa bumi mempunyai kapasitas untuk memproduksi sekitar 40 ton pangan per orang per tahun (Rees, 1990). Pengukuran potensial maksimum lebih didasarkan pada kemampuan biofisik alam tanpa mempertimbangkan kendala sosial ekonomi yang ada.
2. Kapasitas Lestari (Sustainable capasity / Sustainable yield)
- Adalah konsep pengukuran berkelanjutan dimana ketersediaan sumberdaya diukur berdasarkan kemampuannya untuk menyediakan kebutuhan bagi generasi kini dan juga generasi mendatang. Berkaitan dengan sumber daya ikan misalmnya, karena konsep ini sering dikenal sebagai sustainable yield, dimana secara teoritis, alokasi produksi dapat dilakukan sepanjang waktu jika tingkat ekspoitasi dikendalikan. Demikian juga pada sumber daya air, produksi lestari secara teoritis bisa dicapai jika laju pengambilan tidak melebihi rata-rata penurunan debit air tahunan.
3. Kapasitas Penyerapan
- Adalah kemampuan sumber daya alam dapat pulih (misalnya air, udara) untuk menyerap limbah akibat aktivitas manusia. Kapasitas ini bervariasi akibat faktor eksternal seperti cuaca dan intervensi manusia.
4. Kapasitas Daya Dukung
- Pengukuran kapasitas yang didasarkan pada pemikiran bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung suatu pertumbuhan organisme. Misalnya, ikan di kolam tumbuh secara positif jika daya dukung lingkungan masih lebih besar. Namun, pertumbuhan yang terus menerus akan menimbulkan kompetisi terhadap ruang dan makanan sampai daya dukung lingkungan tidak mampu lagi mendukung pertumbuhan.
PEMETAAN SEKTOR / KOMODITAS ESDM
1. MINYAK DAN GAS
1. MINYAK DAN GAS
a. MINYAK MENTAH
b. MINYAK OLAHAN (BBM)
c. LIQUID PETROLEUM GAS (LPG)
d. LIQUID NATURAL GAS (LNG)
2. MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
a. MINERAL
b. BATUBARA
c. PANAS BUMI
b. MINYAK OLAHAN (BBM)
c. LIQUID PETROLEUM GAS (LPG)
d. LIQUID NATURAL GAS (LNG)
2. MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
a. MINERAL
b. BATUBARA
c. PANAS BUMI
MINYAK MENTAH
Minyak Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari proses penambangan, tetapi tidak termasuk batubara atau endapan hidrokarbon lain yang berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi (UU 22/2001)
TINJAUAN EKSISTING
MINYAK BUMI
- Indonesia sebagai negara yang memiliki cadangan minyak bumi yang tinggi, menyebabkan banyak investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia yang dapat meningkatkan pendapatan dalam negeri
- Dengan menjamurnya perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia menyebabkan produksi minyak dapat lebih ditingkatkan karena tingkat teknologi yang semakin berkembang yang merupakan hasil kerjasama dengan investor asing
- Kemampuan luar negeri untuk mengolah minyak bumi menjadi minyak olahan belum bisa di adopsi oleh Indonesia karena keterbatasan dana dengan demikian Indonesia hanya mampu memproduksi minyak bumi dan mengimpor minyak hasil olahan
- import Indonesia terhadap minyak bumi dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2009 cukup fluktuatif dan cenderung meningkat dari tahun 2008 sampai 2009
- harga minyak olahan hasil produksi luar negeri relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga minyak bumi yang berasal dari Indonesia, dengan demikian Indonesia cenderung mengalami defisit.
- biaya produksi minyak dan gas (cost recovery) meningkat tajam. Kenaikan biaya produksi tersebut akibat kenaikan harga minyak dunia.
- kenaikan harga minyak membuat harga sewa peralatan pengeboran menjadi lebih mahal.
LIQUID PETROLEUM GAS
- LPG merupakan produk yang sangat dibutuhkan konsumen dalam negeri dan luar negeri sehingga Indonesia berpeluang menjadi negara pengekspor LPG yang diproduksi oleh kilang Bontang
- LPG Indonesia memiliki keunggulan kompetitif, sehingga Indonesia harus mengatur kebijakan agar tetap bisa mengekspor dan memenuhi kebutuhan dalam negeri.
- Konsumen produksi elpiji (liquefied petroleum gas/ LPG) asal Indonesia di luar negeri selama ini justru menikmati subsidi yang relatif besar dibandingkan dengan konsumen di dalam negeri yang membeli elpiji dengan harga yang jauh lebih mahal. karena harga ekspor untuk elpiji Indonesia sebesar 297,8 dollar AS per ton, sementara harga elpiji yang diimpor untuk dijual ke konsumen adalah 402 dollar AS per ton.
- Total impor LPG pada 2010 direncanakan mencapai 2,4 juta metrik ton, hal tersebut mengakibatkan Indonesia mengalami defisit
- upaya penambahan pasokan domestik sepertinya belum bisa dilakukan secara maksimal mengingat lapangan gas bumi potensial di Indonesia (selain Tanjung Jabung) yaitu Natuna masih juga terikat kontrak jual beli jangka panjang ekspor dengan Jepang dan Korea.
LIQUID NATURAL GAS
- Taiwan berminat membeli 68 kargo gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) yang belum terjual pada 2011
- Dalam membeli gas, perusahaan itu selalu membeli dari pasar ekspor dan tidak pernah melakukan kontrak jangka panjang dengan satu perusahaan.
- saat ini ada beberapa kontrak ekspor LNG yang segera berakhir dari Kilang LNG Bontang dan Badak, Arun
- Adapun kontrak ekspor yang segera berakhir antara lain, kontrak ekspor LNG Bontang sebanyak 0,17MTPA ke pembeli Jepang (Medium City Gas Coorporations) yang akan berakhir 2015. Kontrak ekspor LNG Bontang ke pembeli Korea, Kogas sebanyak 1,1 MTPA berakhir 2015 mendatang.
- kontrak ekspor LNG Badak, Arun kepada dua pembeli. Badak 5 dengan pembeli asal Jepang, volume kontrak 1 MTPA dan berakhir 2017. Kontrak ekspor LNG dari Badak 6 sebanyak 1,89 MTPA dengan pembeli asal Taiwan dan berakhir 2017 mendatang.
- Selain Indonesia, Australia sedang mempersiapkan fasilitas untuk membentuk CBM ke LNG
MINERAL
- Di tengah ancaman melambatnya perekonomian AS, pasar China menjadi salah satu alternatif tujuan ekspor Indonesia yang harus diperhitungkan
- Pasar China dianggap sebagai salah satu pasar potensial yang dapat dieksploitasi lebih dalam. Pasar China merupakan pasar ”gemuk” bagi ekspor Indonesia
- Aktivitas perdagangan dengan China juga membuat Indonesia menikmati surplus perdagangan yang besar
- prospek pertumbuhan ekspor Indonesia dikhawatirkan melambat akibat prospek perlambatan pertumbuhan ekonomi AS dan Jepang. Jepang dan AS merupakan pangsa terbesar ekspor Indonesia, masing-masing 20,7 persen dan 10,2 persen.
- Potensi tambang mineral Indonesia sangat tinggi namun daya tarik Indonesia di mata investor menempati ranking ke 62 dari 68 negara
BATUBARA
- PLTU batubara adalah sumber utama dari listrik dunia saat ini. Sekitar 60% listrik dunia bergantung pada batubara, hal ini dikarenakan PLTU batubara bisa menyediakan listrik dengan harga yang murah.
- kebijakan Pemerintah China yang membatasi ekspor batubaranya dan memprioritaskan memenuhi kebutuhan domestik, peluang Indonesia melakukan penetrasi pasar ekspor sangat terbuka.
- Jepang sendiri, saat ini mengaku khawatir atas suplai batubara negerinya, sehingga menjajaki kemungkinan impor dari Indonesia
- permintaan dari Jepang, Korea Selatan, India ataupun Eropa juga meningkat sehingga prospek pemasaran batubara Indonesia ke mancanegara sangat menjanjikan.
- saat ini harga batu bara jenis kokas mencapai US$100 per ton, sementara harga batubara jenis termal US$60 per ton. Namun, pasar batu bara kokas masih terbatas, karena hanya menjadi konsumsi pabrik peleburan baja
- Tingginya harga batubara dunia saat ini telah menyebabkan produsen batubara lebih memilih mengekspornya daripada memenuhi kebutuhan nasional. Akibatnya stok batubara dalam negeri berkurang. Kondisi tersebut semakin memburuk karena adanya faktor alam yang menghambat pengiriman batubara ke pembangkit listrik PLN.
0 Response to "Klasifikasi & Pengukuran Sumber Daya Alam"