PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dewasa
ini , media massa sangat erat kaitannya dengan adanya iklan ,baik dalam bentuk
iklan produk atau iklan layanan masyarakat.Iklan merupakan suatu bentuk
komunikasi massa melalui berbagai media massa yang dibayar oleh
perusahaan-perusahaan bisnis, organisasi non profit dan individu-individu yang
teridentifikasi dalam pesan periklanan dengan maksud memberi informasi atau
mempengaruhi pemirsa dan golongan tertentu bentuknya dapat berupa tulisan,
gambar, film, ataupun gabungan dari keseluruhan unsur tersebut. Urat nadi
kehidupan televisi (swasta) terletak pada iklan. Tanpa iklan, mustahil sebuah
televisi mempertahankan eksistensinya. Bagi produsen iklan bukan hanya menjadi
alat promosi barang maupun jasa, melainkan juga untuk menanamkan citra kepada konsumen maupun calon konsumen
tentang produk yang ditawarkan. Iklan seringkali menggiring khalayak untuk
percaya pada produk, sehingga mendorong calon konsumen untuk mengkonsumsi
maupun mempertahankan loyalitas konsumen.
Menurut
Rhenald Kasali, iklan adalah Segala
bentuk pesan tentang suatu produk dan jasa yang disampaikan lewat media dan
dibiayai oleh perusahaan yang dikenal serta ditujukan kepada sebagian atau
seluruh masyarakat. Sedang pengaruh pesan ini berati hal-hal yang diterjemahkan
dalam bentuk gambar, rangkaian kata-kata jingle, maupun warna dengan
tujuan membangkitkan kebutuhan konsumen dan menanamkan citra pada konsumen pemerkasanya
adalah produsen sedangkan media adalah sarana yang digunakan yaitu media cetak
dan media elektronik (Kasali, 1992:9).
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana
peran Iklan terhadap eksistensi media massa?
2. Sejauh
mana ketergantungan media terhadap iklan?
3. Bagaimana
pengaruh yang diberikan oleh iklan terhadap konsumen?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui peran-peran iklan terhadap media massa.
2. Untuk
mengetahui seberapa besar ketergantungan media terhadap iklan.
3. Untuk mengetahui pengaruh iklan terhadap
konsumen.
1.4 Metode
Penulisan
Dalam penulisan makalah ini,
penulis menggunakan penelitian dari buku refrensi dan pengumpulan data yang
diperoleh dari internet. Serta informasi-informasi lainnya yang kami dapatkan
dari beberapa situs & blog yang berhubungan dengan penulisan makalah ini.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
2.1
Pengertian Iklan
Iklan atau dalam bahasa Inggris
advertising merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan barang
atau jasa yang ditawarkan kepada calon pelanggan atau konsumen sekaligus
mengajak calon pembeli untuk memiliki barang yang ditawarkan. Seiring dengan
kemajuan teknologi saat ini iklan dapat dilakukan dengan melalui televisi,
media cetak, reklame, advertising agency, dan masih banyak lagi. Lalu
tujuan dalam beriklan dan tujuan beriklan diantaranya ; membangun
Pengetahuan, membangaun Persepsi, Pembelian (purchase) membangun Loyalitas
Konsumen
Manfaat iklan yang terbesar
adalah membawa pesan yang ingin disampaikan oleh produsen kepada khalayak
ramai. Nilai ekonomis suatu iklan sangat tergantung pada daya jangkau media
yang digunakan. Iklan membantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi
konsumennya.
2.2 Pengertian Media Massa
Kata media massa
berasal dari medium dan massa, kata "medium" berasal dari bahasa latin
yang menunjukkan adanya berbagai sarana atau saluran yang diterapkan untuk
mengkomunikasikan ide, gambaran, perasaan dan yang pada pokoknya semua sarana
aktivitas mental manusia, kata "massa" yang berasal dari daerah
Anglosaxon berarti instrumen atau alat yang pada hakikatnya terarah kepada
semua saja yang mempunyai sifat massif. Tugasnya adalah sesuai dengan sirkulasi
dari berbagai pesan atau berita, menyajikan suatu tipe baru dari komunikasi yang
sesuai dengan kebutuhan fundamental dari masyarakat dewasa ini.
Media massa merupakan suatu penemuan teknologi yang
luar biasa, yang memungkinkan orang untuk mengadakan komunikasi bukan saja
dengan komunikan yang mungkin tidak pernah akan dilihat akan tetapi juga dengan
generasi yang akan datang. Dengan demikian maka media massa dapat mengatasi
hambatan berupa pembatasan yang diadakan oleh waktu, tempat dan
kondisi geografis. Penggunaan media massa karenanya memungkinkan komunikasi
dengan jumlah orang yang lebih banyak.
Setiap
jenis media massa mempunyai sifat-sifat
khasnya oleh karena itu penggunaannya juga harus diperhitungkan
sesuai dengan kemampuan serta sifat-sifat khasnya. Ditinjau dari perkembangan
teknologi di bidang penyampaian informasi melalui media massa, media massa
dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Media massa
modern
Yang
dimaksud media massa modern adalah media massa yang menggunakan teknologi
modern yaitu media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak
adalah media massa yang dalam menyampaikan informasinya
terlebih dulu harus dicetak menggunakan alat cetak. Media massa ini misalnya
surat kabar, majalah, tabloid dll. Media massa elektronik adalah media massa
yang dalam menyampaikan informasinya menggunakan jasa listrik.Tanpa adanya
listrik media massa ini tidak akan dapat berfungsi misalnya radio dan televisi.
b. Media massa tradisional
Media
yang digunakan sebagai sarana penyampaian informasi pada jaman dulu, lebih
banyak menggunakan media massa tradisional misalnya wayang, lawak, lenong, seni
tradisional dll.
2.3 Pengertian
Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan
atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut
pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi
bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang
memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang
menjadi hak-hak konsumen.Perilaku Konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam
mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka
anggap akan memuaskan kebutuhan mereka.
2.4 Teori Selective
Influence
Bagaimana khalayak merespon pesan-pesan iklan dari media
massa dapat diterangkan melalui teori-teori selective influence yang terdiri
dari empat prinsip;
1. Selective
attention ( memilih memperhatikan pesan tertentu)
Pertama, perbedaan individu dalam merespon pesan-pesan
iklan terjadi hanya karena perbedaan dalam struktur kognitip yang mereka
miliki. Cara pandang, berpikir,berpengetahuan, kepercayaan setiap orang
terhadap sesuatu yang baru ternasuk pesan-pesan iklan tidaklah sama. Kedua,
karena keanggotaan seseorang dalam masyarakat ada dalam pelbagai kelompok
social maupun kemasyarakatan maka ada dugaan memilih perhatian terhadap pesan
tertentu pun akan dipengaruhi oleh kelompoknya itu. Ketiga, bahwa orang lebih
berminat jika suatu pesan iklan dapat membangun citra hubungannya dengan pihak
lain. Pesan iklan membuat orang harus memperhatikannya karena pesan itu
mengakibatkan orang itu aktif berhubungan dengan anggota keluarganya,
tetangganya, kenalan.
2.
Selective Perception
Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pesan
iklan adalah pilihan terhadap sesuatu pesan yang didasarkan pada “persepsi”
tertentu. Karena adanya perbedaan dalam faktor-faktor kognitif; minat dan
kepercayaan, pengetahuan,sikap dan kebutuhan, nilai-nilai maka individu secara
selektif pula mempersepsi pesan iklan yang menerpanya. Jadi terdapat perbedaan
penerimaan pesan yang dipersepsi oleh penerima karena terdapat perbedaan
kognisi itu.
3.
Selective Recall
Dalam selective recall ini bahwa seseorang cenderung
memilih kembali hanya pesan-pesan yang diingat saja. Jadi prinsip ini meskipun
parallel dengan seleksi pada perhatian namun setiap orang memilih pesan iklan
yang paling berkesan saja.
4. Selective Action
Selective action dalam periklanan mungkin mengarahkan
seseorang untuk memutuskan jenis produk apa yang dipilihnya setelah menimbang keuntungan
dan kerugian dari semua produk yang sama atau iklan menawarkan pada kita untuk
menabung atau tidak pada suatu bank tertentu lantaran godaan mobil BMW dan
hadiah 500 juta.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Iklan
Iklan
merupakan sebuah media komunikasi yang bersifat persuasif. Hal tersebut
disebabkan oleh, para pembuat iklan mencoba untuk menarik perhatian para
penonton. Iadalah iklan yang singkat, jelas, mudah dipahami, serta mengandung
pengulangan kata (Widhi 2009). iklan yang baik Iklan terdapat dua macam yaitu
iklan produk serta iklan layanan masyarakat. Kedua jenis iklan tersebut
memiliki objek berbeda yang mereka tawarkan. Iklan produk merupakan iklan yang
memiliki objek berupa sebuah barang ataupun jasa. Sementara iklan layanan
masyarakat merupakan iklan yang memiliki objek berupa sebuah program yang
terkait pada kegiatan manusia baik dari pemerintah maupun swasta.
Iklan
yang baik merupakan iklan yang dapat memberikan efek yang baik bagi para
penikmat iklan. Iklan tersebut dapat memberikan referensi bagi para konsumen
sebuah barang ataupun jasa. Tidak hanya menonjolkan sisi pemasarannya, tapi
sebuah iklan juga diharapkan mampu memberikan pengetahuan kepada konsumennya.
Hal tersebut dimaksudkan agar para konsumen tidak hanya mengkonsumsi suatu
barang ataupun jasa secara berlebihan, tetapi mereka menggunakannya sesuai
dengan manfaat yang dibutuhkan oleh mereka.
Kini
media massa sudah sering mencatumkan iklan. Pada media cetak, sering dijumpai
sebuah iklan, baik pada majalah maupun pada koran. Iklan dapat mememenuhi
sebuah halaman pada koran ataupun media cetak. Selain itu, iklan sering
dikumandangkan pada radio-radio tertentu. Dengan begitu, iklan dapat menjadi
lebih interaktif dan persuasif. Namun, dewasa ini iklan sudah sering
ditayangkan pada program televisi. Dengan munculnya iklan pada program
televisi, iklan lebih bisa dinikmati oleh para penonton. Sehingga tidak jarang
para penonton televisi terbuai oleh iklan-iklan yang ada di televisi. Hal
tersebut menciptakan sebuah keinginan untuk dapat membeli ataupun menggunakan
barang maupun jasa yang diiklankan tersebut.
Prinsip
periklanan sendiri meliputi terdapat pesan tertentu yang disampaikan melalui
bentuk audio, visual, maupun audio visual, dilakukan oleh komunikator,
dilakukan dengan cara nonpersonal atau tidak bertatap muka secara langsung,
disampaikan kepada khalayak tertentu, dan penyampaian pesan mengharapkan sebuah
dampak tertentu (Ridhoanova 2009). Sebuah iklan harus memenuhi prinsip-prinsip
tersebut sehingga sebuah iklan dapat dengan mudah untuk di pahami oleh para
penonton. Dengan begitu, efek yang diinginkan oleh pembuat iklan dapat
ditemukan pada para penikmat iklan. Sebuah iklan yang memang dibuat oleh para
pembuatnya memang dimaksudkan untuk mendapatkan feedback maupun efek dari para
penonton iklan. Hal tersebut terjadi pada iklan bersambung. Para penonton
dibuat ingin tahu tentang barang maupun jasa apa yang diiklankan tersebut.
Sehingga penonton bertanya-tanya dan antusias terhadap iklan tersebut.
3.1.2 Jenis-Jenis Iklan
Dilihat
dari tujuannya, ada beberapa jenis iklan, yakni : comercial advertising,
corporate advertising, dan public service advertising.
1.
Comercial Advertising. Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan untuk
mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa. Iklan komersial ini
sendiri terbagi menjadi beberapa macam.
2.Iklan
Strategis. Digunakan untuk membangun merek. Hal itu dilakukan dengan
mengkomunikasikan nilai merek dan manfaat produk. Perhatian utama dalam jangka
panjang adalah memposisikan merek serta membangun pangsa pikiran dan pangsa
pasar. Iklan ini mengundang konsumen untuk menikmati hubungan dengan merek
serta meyakinkan bahwa merek ini ada bagi para pengguna.
3.Iklan
Taktis. Memiliki tujuan yang mendesak. Iklan ini dirancang untuk mendorong
konsumen agar segera melakukan kontak dengan merek tertentu. Pada umumnya iklan
ini memberikan penawaran khusus jangka pendek yang memacu konsumen memberikan
respon pada hari yang sama.
3.2
Peran Iklan Terhadap Keeksistensian Media Massa
Sebagai kekuatan
utama ekonomi, iklan justru menjadi sarana yang efektif bagi produsen untuk
menstabilkan atau terus meningkatkan penawaran barang dan jasa. Sementara
konsumen dengan sendirinya juga membutuhkan iklan, terutama ketika mereka hidup
dalam sebuah masyarakat yang ditandai oleh pertumbuhan ekonomi yang sangat
cepat, sebuah masyarakat konsumtif dengan tingkat permintaan akan barang dan
jasa yang terus meningkat. Di sini sebenarnya iklan melakonkan tiga peran
sekaligus.
Pertama,
iklan informatif. Jenis iklan
ini bertujuan untuk menginformasikan secara objektif kepada konsumen
kualitasdari barang tertentu yang diproduksi, nilai-lebih dari barang tersebut,
fungsi-fungsinya, hargaserta tingkat kelangkaannya.
Kedua, iklan persuasif
atau sugestif. Jenis iklan ini tidak
sekadar menginformasikan secara objektif barang dan jasa yang tersedia,
tetapi menciptakankebutuhan-kebutuhan akan barang dan jasa yang diiklankan.
Kalau pada iklan informatif yang mau dicapai adalah bagaimana masyarakat
bisa memenuni kebutuhannya, maka pada iklan persuasif justru kebutuhan akan
barang dan jasa itu sendiri yang hendak diciptakan. Dan demi tujuan-tujuannya
tidak jarang jenis iklan ini mengutamakan unsur-unsur perasaan
dan bersifat irasional,
karena pesan-pesannya sunguh-sungguh menggerakkan perasaan-perasaan,
imajinasi-imajinasi, serta realitas bawah sadar manusia.
ketiga, iklan
kompetitif. Meskipun meliputi juga iklan informatif dan persuasif,
jenis iklan ini lebih dimaksud untuk mempertahankan serta memproteksi
secara kompetitif kedudukan produsen dihadapan pelaku produksi lainnya. Masyarakat
kemudian diharapkan memiliki semacam tingkat kesetiaan yang relatif tinggi dan
tetap selaku pemakai barang dan jasa yang dihasilkan oleh satu pelaku produksi
tertentu saja.
Masalah moral dalam iklan muncul ketika
iklan kehilangan nilai-nilai informatifnya, dan menjadi semata-mata bersifat
propaganda barang dan jasa demi profit yang semakin tinggi dari para produsen
barang dan jasa maupun penyedia jasa iklan. Padahal, sebagaimana juga digaris bawahi
oleh Britt, iklan sejak semula tidak bertujuan memperbudak manusia
untuk tergantung pada setuap barang dan jasa yang ditawarkan, tetapi
justru menjadi tuan atas diri serta uangnya, yang dengan bebas menentukan untuk
membeli, menunda atau menolak sama sekali barang dan jasa yang ditawarkan. Hal
terakhir ini yang justru menegaskan sekali lagi tesis bahwa iklan bisa
menghasilkan keuntungan-keuntungan bagi masyarakat. Iklan juga membantu
pembiayaan media, iklan memberi dorongan konsumtif pada konsumen.
3.3 ketergantungan
media terhadap iklan
Bisnis
periklanan dan industry media saling bergantung , inilah yang terjadi dalam
terjadi dalam bisnis periklanan yang secara langsung mempengaruhi industry
media. Bisnis periklanan sangat tergantung pada kestabilan ekonomi nasional,
apabila ekonomi nasional berkembang maka periklanan industry media menjadi
makmur. Industry periklanan harus sangat ensitif terhadap tren ekonomi.
Keberhasilan sebuah biro iklan yang terbaik diukur dengan hasil kampanye iklan
yang dibawa.
Iklan
pada televisi, meskipun biaya terlalu tinggi sponsor terus berbaris untuk
muncul dijaringan televisi, “pengiklan harus menggunakan televisi, apa pun
istilah mereka harus bisa mendapatkannya, karena televisi merupakan kendaraan
barang dagangan paling ampuh”. Tulis produser televisi Shanks Bob dalam buku
The Cool Fire: How To Make It In
Television. Shanks berbicara tentang pengiklan nasional yang membeli waktu
jaringan suatu perusahaan dimana produk dapat diiklankan ke seluruh negara
sekaligus.
Televisi
merupakan pilihan yang mahal karena harga rata-rata untuk waktu TV selama 30
detik adalah $100.000 lebel harga untuk sebuah iklan per 30 detik mencapai $2.5
juta untuk program secara luas untuk menyaksikan Super Bowl.
Berdasarkan
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat ketergantungan media sangat
besar terhadap banyaknya iklan yang ditayangkan oleh media itu sendiri, karena
dari satu iklan media mendapat keuntungan yang relative besar. Jika media
tersebut menayangkan beberapa iklan maka dapat kita bayangkan angka keuntungan
yang didapat oleh media tersebut.
3.4 Pengaruh Iklan Terhadap Konsumen
Iklan
memiliki efek tersendiri bagi konsumennya. Efek tersebut dapat berupa manfaat
ataupun keburukan. Setiap orang tentunya mendapatkan efek yang berbeda dari
menonton iklan. Ada yang menganggap iklan tersebut bermanfaat tetapi ada pula
yang menganggap iklan tersebut tidak berguna. Iklan memang bagaikan dua sisi
mata uang bagi kehidupan kita, bisa bermanfaat ataupun tidak bermanfaat.
Manfaatnya adalah iklan dapat memberikan kepada kita sebuah informasi mengenai
sebuah barang atapun jasa. Konsumen menjadi lebih mengetahui karakteristik dari
sebuah barang maupun jasa yang diiklankan tersebut. Sehingga dalam mengkonsumsi
barang yang dibutuhkan, para konsumen tidak akan salah pilih. Mereka dapat
mengkonsumsi barang-barang yang memang memiliki daya guna yang tepat serta
sesuai dengan kemampuannya untuk mengkonsumsi barang tersebut. Selain itu
konsumen dapat terhibur oleh keberadaan iklan tersebut. Tidak jarang, sebuah
iklan dikemas secara sangat lucu dan menarik sehingga para penikmat iklan dapat
terhibur oleh iklan tersebut. Misalnya dengan menggunakan sosok yang diidolakan
oleh banyak orang misalnya .selebritas, atlet, maupun orang-orang kenamaan
seperti menteri. Hal tersebut tentunya dapat meningkatkan minat untuk
mengkonsumsi suatu barang atau jasa yang diiklankan. Penyampaian iklan yang
ditunjang dengan oemilihan media yang tepat akan sangat menentukan berhasil
tidaknya pesan yang ingin disampaikan pada iklan tersebut (Perdana 2010).
Sementara
itu, efek yang kurang baik dari sebuah iklan adalah sebuah iklan akan
memunculkan sebuah perilaku hedonic. Perilaku tersebut merupakan perilaku
seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang atau jusa lebih mementingkan gengsi
dari produk tersebut dibandingkan kegunaan yang dapat dinikmati dari sebuah
barang atau jasa yang dikonsumsi olehnya (Sumarwan 2002). Para konsumen yang hedonic tersebut
mementingkan gengsinya, mereka tidak peduli akan kegunaannya tersebut. Bagi
mereka, gengsi dari sebuah produk lebih penting untuk ditunjukkan kepada
khalayak. Selain itu, akibat dari menonton iklan, masyarakat perkotaan menjadi
lebih konsumtifakan suatu barang maupun jasa. Mereka akan terus berburu
barang-barang yang memang bagi mereka menarik. Bagi mereka, berbelanja
merupakan suatu hal yang harus dilakukan. Tidak penting lagi bagi mereka berapa
banyak uang yang dipakai untuk memenuhi kebiasaannya tersebut. Kebiasaan itu
merupakan perilaku konsumen yang perlu dihindari oleh setiap orang.
3.4.1 Perilaku Konsumtif Masyarakat
Dalam
rangka memenuhi kebutuhannya sehari-hari, setiap orang tentunya memiliki cara
tersendiri dalam memenuhinya. Namun pada intinya mereka perlu mengkonsumsi
kebutuhannya tersebut. Perilaku yang mempelajari mengenai sebuah perilaku
masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya adalah perilaku konsumen. Perilaku
konsumen adalah perilaku untuk mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi,
serta menghabiskan kegunaan suatu barang dan jasa yang diharapkan mampu
memuaskan kebutuhan mereka (Schiffman dan Kanuk 1994 dalam Sumarwan 2002).
Perilaku setiap orang dalam memenuhi kebutuhannya tentunya berbeda-beda. Hal
tersebut disebabkan oleh kemampuan tiap orang dalam memenuhi kebutuhannya
berbeda. Orang yang memiliki kehidupan berlebih memiliki kesempatan untuk
mengkonsumsi lebih banyak barang maupun jasa. Sementara orang yang memiliki kehidupan
yang sederhana tentunya lebih terbatas dalam melakukan kegiatan konsumsi, baik
itu mengkonsumsi barang maupun jasa.
Perilaku
konsumen tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan iklan. Iklan
merupakan sebuah rangsangan bagi para konsumen untuk dapat mengkonsumsi serta
mendapatkan barang ataupun jasa yang menjadi kebutuhan konsumen tersebut. Iklan
diterima sebagai sebuah informasi. Informasi tersebut yang dapat memengaruhi
kita dalam berperilaku.
Konsumen
akan semakin tahu bara atau saja apa saja yang dimperlukannya. Sehingga mereka
menggunakan kemampuannya dengan baik untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.
Mereka dapat mempertimbangkan ataupun membandingkan mana saja yang diperlukan.
Sebaliknya, iklan dapat pula menjadikan setiap orang memiliki tingkat konsumsi
yang berlebih. Orang yang seperti itu dikatakan sebagai ‘korban iklan’. Mereka
menjadi tertarik akan suatu produk yang diiklankan tersebut. Sehingga mereka
akan mendapatkan barang ataupun jasa tersebut walaupun barang ataupun jasa tersebut
tidak memiliki kegunaan yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Dalam
pengambilan keputusan sebelum melakukan konsumsi, seorang konsumen pasti
dipengaruhi oleh banyak hal. Suatu proses pengambilan keputusan tersebut dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pengaruh lingkungan, latar belakang
individu, serta pengaruh psikologis (Nora 2009). Ketiga aspek tersebut dapat
memengaruhi pengambilan keputusan oleh seorang konsumen. Faktor lingkungan
merupakan faktor-faktor fisik dari luar yang memengaruhi konsumen untuk
melakukan konsumsi sesuai dengan keadaan lingkungannya tersebut. Faktor
individu merupakan keinginan serta keterampilan seseorang dalam mengambil
keputusan untuk melakukan konsumsi. Hal tersebut dilakukan untuk dapat memenuhi
kebutuhan pribadinya. Sementara faktor psikologis merupakan sebuah perubahan
perilaku seseorang atas dasar penerimaan informasi yang didapatkan oleh seorang
konsumen. Tingkat konsumsi seseorang akan bergantung kepada pengambilan
keputusan tersebut. Pengambilan keputusan seseorang akan bergantung kepada
faktor-faktor. Sehingga dapat diketahui bahwa perilaku konsumen sangat
bergantung kepada aspek-aspek pengambilan keputusan.
3.4.2 Pengendalian Konsumtif
Seorang konsumen pasti akan memiliki perilaku
tersendiri dalam melakukan konsumsi. Perilaku konsumen kadang-kadang meliputi
hal-hal yang tidak baik. Perilaku konsumen yang tidak baik yaitu perilaku
konsumtif. Perilaku konsumtif yang seperti itu perlu memerlukan sebuah
pengendalian. Pengendalian tersebut dilakukan agar para konsumen tidak
berlebihan dalam mengkonsumsi suatu barang maupun jasa. Cara-cara yang dapat
ditempuh adalah dengan memiliki skala prioritas. Dalam hidup tentunya seorang
manusia mememrlukan suatu skala prioritas, selektivitas dalam memilih barang
ataupun jasa, dan membatasi pengeluaran.
Seseorang harus memiliki sebuah prioritas dalam
memenuhi kebutuhannya. Hal yang lebih penting bagi kehidupannya akan dipenuhi
oleh konsumen tersebut. Skala prioritas dapat dibuat dalam hal menanggulangi
sikap konsumtif yang sering ada di masyarakat. Sebuah prioritas merupakan
sebuah kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok dapat meliputi sandang, pangan, dan
papan. Skala prioritas juga dapat mengatur pengeluaran yang dilakukan oleh
seorang konsumen. Bagi orang-orang yang berpenghasilan menengah kebawah, skala
prioritas dapat dijadikan cara yang paling efektif dan efisien dalam mengurangi
pengeluaran yang tidak perlu.
Cara berikutnya adalah selektif dalam membeli atau
mengkonsumsi barang atau jasa. Seorang konsumen perlu selektif dalam memilih
jenis barang atau jasa yang diperlukan olehnya. Suatu barang harus diperkirakan
fungsinya bagi kehidupannya. Fungsi fisiologis perlu diperhatikan. Misalnya
sebuah air mineral memiliki fungsi untuk menghilangkan haus dan dahaga.
Sementara itu fungsi psikologis juga harus diperhatikan. Seorang konsumen dalam
mengkonsumsi barang maupun jasa dapat memengaruhi aspek psikologis. Misalnya
dalam mengkonsumsi dan mempergunakan sebuah barang dapat berdampak pada kondisi
psikologisnya, misalnya rasa bangga ataupun senang. Cara yang terakhir adalah
membatasi pengeluaran dalam mengkonsumsi sebuah barang dan jasa. Pengeluaran
harus digunakan secara bijaksana. Pengeluaran konsumen harus dapat memenuhi
kebutuhan yang utamanya terlebih dahulu, baru kebutuhan yang lainnya. Kebutuhan
utamanya merupakan kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan. Sebuah kebutuhan
pokok akan di paksakan untuk dapat dikonsumsi. Apabila kebutuhan pokok tersebut
tidak dapat ditemui karena harganya yang terlalu tinggi, seseorang akan mencari
barang-barang alternatifnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1.
Peran Iklan terhadap media massa
dibagi menjadi tiga diantaranya:
Pertama, iklan informatif. yang bertujuan memberikan informasi secara
objektif kepada konsumen atau kepada khalayak.
Kedua, iklan persuasif atau
sugestif. iklan ini tidak hanya memberikan informasi secara
objektif terhadap barang dan jasa yang
ada, tetapi menghasilkan kebutuhan-kebutuhan barang dan jasa yang akan diiklankan.
Ketiga, iklan kompetitif.
jenis iklan ini lebih ditujukan untuk mempertahankan serta menjaga secara
kompetitif kedudukan produsen dihadapan pelaku produksi lainnya.
Peran iklan salah
satunya membantu keeksistensian dan
pembiayaan pada media massa elektronik. Dari peran tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa berkembangnya suatu media massa ditentukan dengan
banyaknya iklan yang ditayangkan oleh media massa elektronik tersebut. Karena
faktor keuntungan atau profit menjadi salah satu faktor terpenting dalam kemajuan dan keeksistensian media massa. Jika hanya mengandalkan
acara-acara atau program yang dibuat oleh media massa elektronik, kemungkinan
besar media massa elektronik tersebut akan sulit berkembang karena adanya
kekurangan pemasukan.
2.
Ketergantungan media massa terhadap
iklan yang ditayangkan sangatlah besar.
Karena dari satu iklan media massa mendapat keuntungan yang relatif besar. Jika
media tersebut menayangkan beberapa iklan maka dapat kita bayangkan angka
keuntungan yang didapat oleh media massa tersebut. Selain itu, iklan juga dapat
menaikan keeksistensian suatu program acara yang ditanyangkan oleh media massa elektronik
itu sendiri.
3. Pengaruh
yang diberikan oleh iklan terhadap konsumen memiliki 2 efek . Efek tersebut
dapat berupa manfaat ataupun keburukan. Diantaranya, manfaat baiknya adalah
iklan dapat memberikan kepada kita sebuah informasi mengenai sebuah barang
atapun jasa. Sementara itu, efek yang kurang baik dari sebuah iklan adalah
sebuah iklan akan memunculkan sebuah perilaku hedonic.
4.2 Saran
1. Seharusnya
media massa tidak selalu bergantung kepada iklan, walaupun sejatinya pendapatan
paling besar media massa terdapat pada iklan. Alangkah baiknya media massa
membuat pembatasan pada durasi iklan dan lebih menekankan pada isi pesan dalam
suatu program acara yang di tayangkan oleh media tersebut.
2. Proses
pemilihan atau penyaringan pesan terletak pada bagaimana cara seseorang
menentukan mana yang di anggap penting dan di anggap bermanfaat dan mana yang tidak.
Kontrol sosial tersebut tergantung pada seseorang memilih secara selektif, mana
kebutuhan dan mana yang bukan kebutuhan sehingga tidak menimbulkan sifat
hedonic.
3. Di
Indonesia banyak iklan-iklan yang dimuat dalam media massa elektronik
(Televisi) terlalu melebih-lebihkan suatu isi pesan dalam iklan yang
seolah-olah mengelabuhi komunikan (konsumen) agar isi pesan tersebut lebih
menarik. Namun pada kenyataannya komunikan dalam komunikasi massa bersifat
heterogen yang tidak bisa diklasifikasikan berdasarkan usia, jenis kelamin,
status dan pendidikan. Bisa saja iklan yang bersifat dewasa atau khayalan
diterima oleh anak-anak yang belum bisa berfikir secara rasional. Sehingga
menimbulkan efek negatif pada anak. Seharusnya, iklan bisa lebih baik dengan
mencantumkan banyak sisi pengetahuan (positif) bagi semua kalangan.
DAFTAR PUSTAKA
Biagi,
Shirley. 2010. Media/Impact-Pengantar Media Massa-terjemahan. 2010.
Jakarta: Salemba Humanika.
“Pengaruh Iklan Terhadap Pola Perilaku Masyarakat” http://kapita-fikom-untar-915080121.blogspot.com/2011/09/pengaruh-iklan-terhadap-pola-perilaku.html, (di akses pada 19 MEI 2013, 15.38 WIB)
“TEORI PERIKLANAN”
http://basic-advertising.blogspot.com/2009/07/teori-periklanan.html (di akses pada 19
MEI 2013, 16.22 WIB)
“Definisi Konsumen Dan Perilaku Konsumen” http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/03/konsumen-definisi-konsumen-dan-perilaku.html (di akses pada 19 MEI 2013, 17.11 WIB)
“Pengertian Media Massa menurut Para Ahli Definisi,
Fungsi, Modern dan Tradisional” http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-media-massa-menurut-para.html (di akses pada 19 MEI 2013, 19.22 WIB)
“Definisi Iklan - Manfaat, Tujuan Beriklan” http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2012/06/30/definisi-iklan-manfaat-tujuan-beriklan-473616.html
(di
akses pada 20 MEI 2013, 14.37 WIB)
“Biaya Periklanan Di berbagai jenis media” http://id.prmob.net/iklan/bisnis/televisi-567870.html (di akses pada 20 MEI 2013, 18.09 WIB)
0 Response to "Makalah Mata Kuliah Komunikasi Massa"