PENDAHULUAN
Komunikasi Non Verbal
Bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah kinesika (kinesics), suatu istilah yang diciptakan
seorang perintis studi bahasa nonverbal, Ray L. Birdwhistel.Setiap anggota
tubuh seperti wajah (termasuk senyuman dan pandangan mata), tangan, kepala,
kaki dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat
simbolik.Karena kita hidup, semua anggota badan kita senantiasa bergerak.Lebih
dari dua abad yang lalu Blaise Pascal menulis bahwa tabiat kita adalah begerak,
istirahat sempurna adalah kematian.
KLASIFIKASI
Isyarat Tangan
Kita sering meenyertai ucapan kita dengan isyarat tangan.
Isyarat tangan atau “bicara dengan tangan” untuk memperteguh pesan verbal
mereka termasuk apa yang disebut emblem,
yang dipelajari, yang punya makna dalam suatu budaya atau subkultur. Meskipun
isyarat tangan yang digunakan sama. Dalam sutau studi yang melibatkan 40
budaya, desmond morris dan rekan-rekannya mengumpulkan 20 isyarat tangan yang
sama yang mempunyai makna berbeda dalam setiap budaya, sementara seorang
spesialis Arab untuk melengkapi pembicaraan. Penggunaan isyarat tangan dan
maknanya jelas berbeda dari budaya ke budaya.
Desmon Morris pernah melakukan penelitian tentang makna
isyarat jempol di berbagai Negara Eropa, termasuk Inggris dan Turki. Dari 1200
responden di 40 daerah, 738 mengatakan jempol mendongak berarti “lbaik” atau
“OK”, 40 orang menyebutkan isyarat itu berarti “satu”, 30 orang meyakini
sebagai pelecehan seksual, 3o orang mengartikannya sebagai penumpang mobil, 14 orang
menunjukan petunjuk arah, 24 menyebutkan tanda-tanda lain-lain, dan 318 orang menyebutkan
tidak pernah digunakan orang. Acungan jempol sebagai pelecehan berasal dari
Italia Selatan, Sardinia dan Yunani.Konon pada zaman Kekaisaran Romawi, jempol
digunakan oelh kaisar dalam menentukan hidup mati seorang gladiator pada suatu
pertandingan.Bila kaisar mengacungkan jempol mendongok seraya berseru “Mitte” maka gladiator yang dipecundangi
dibiarkan hidup. Namun bila ia berkata “lugula”
dengan jempol menjungkir, maka sang gladiator dihukum mati. Kebingungan atau
kesalah pahaman dapat terjadi bila kita tidak menyadari makna kultural yang
melekat pada isyarat-isyarat tangan tersebut.
Jika pemain
mengangkat tangan kanan, maka berarti pemain minta di oper bodla ke arah tangan
kanan, dan bisa juga sebaliknya.
Jika pemain
mengangkat kedua tangannya ke atas, berarti pemain minta operan bola kea rah
atas.
Jika pemain,
membentuk kedua jari tangannya menjadi symbol berbentuk segitiga, itu berarti
jaga pemain lawan satu per satu.
Jika wasit menunjukan beberapa jari kanan ke telapak tangan
kirinya, itu menandakan”Time Out” atau bukan bola mati.
Jika wasit mengepalkan salah satu tangan, itu menandakan
angka “10”.
Jika wasit menyilang-kan tanganya seperti tanda “X”, itu
berarti adanya pergantian pemain.
Gerakan Kepala
Di banyak Negara, orang yang duduk sambil menegakkan kepala
di hadapan orang yang berbicara berarti memperhatikan si pembicara. Di
Australia, pembicara akan menyangka seseorang kecapekan atau mengantuk bila
seseorang memejamkan matanya. Akan tetapi, orang Jepang yang tampak tertidur
dengan mata terpejam dan kepala mnunduk ketika pebisnis asing sefdang melakukan
presentasi, sebenarnya sedang menyimak presentasi tersebut dengan
sungguh-sungguh.
Jika timnya kalah atau kemasukan bola, biasanya sang pemain
akan menundukan kepala sebagai tanda kecewa atu kesal.Gerakan kepala biasanya
juga digunakan untuk gerakan tipu.
Postur Tubuh dan posisi Kaki
Postur tubuh sering bersifat simbolik.Kita terkadang
cenderung mengapresiasikannya berlebihan antara orang yang bertubuh tinggi dan
bertubuh seimbang.Banyak orang berusaha mati-matian untuk memperoleh postur
tubuh yang ideal dengan mengontrol mengontrol makanan, berolahraga,
mengkonsumsi jamu atau obat dan bahkan menjalani bedah plastic. Menjamurnya
pusat-pusat kebugaran di berbagai kota di Negara kita menunjukan kecenderungan
tersebut.
Postur tubuh memang mempengaruhi citra diri.Beberapa
penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara fisik dan karakter atau
tempramen.Klasifikasi bentuk tubuh yang dilakukan William Sheldon misalnya
menunjukan hubungan antara bentuk tubuh dan tempramen.Ia menghubungkan tubuh
yang gemuk (endomorph) dengan sifat
malas dan tenang, tubuh yang atletlik (mesomorph)
dengan sifat introvert yang lebih menyenangi aktivitas mental daripada aktivitas
fisik. Sebagian anggapan mengenai bentuk tubuh dan karakter yang dihubungkannya
mungkin sekedar stereotip.
Dalam situasi formal sering khalayak membentuk kesan
mengenai pembicara dari cara ia berdiri atau duduk. Posturnya memberi isyarat
halus mengenai kepribadiannya.Isyarat ini dapat menyesatkan, namun berpengaruh.
Banyak orang berpikir bahwa mereka mampu menilai pembicara dan ketulusannya, keramahannya, rasa
hormatnya pada khalayak dan antusiasmenya berdasarkan cara ia berdiri, duduk
atau pun berjalan.
Cara orang berjalan pun dapat memberi pesan pada orang lain
apakah orang itu merasa lelah, sehat, bahagia, riang, sedih atau pun angkuh.
Orang yang berjalan lamban memberi kesan loyo dan lemah.Pria yang berjalan
tegap dan tenang ketika memasuki ruangan untuk diwawancarai memberi kesan
percaya diri.
Kaum wanita cenderung lebih terbatas lagi dalam mengubah
postur tubuh.Umunnya wanita lebih cenderung menjaga lengannya lebih dekat
dengan tubuh mereka, kurang cenderung mencondongkan tubuh mereka kedepan atau
bersandar ke belakang.Wanita lebih sering menyibakkan rambut, merapikan pakaian
dan lebih sering merapatkan kedua telapak tangan.Cara duduk wanita cukup khas,
terutama di Indonesia. Mereka melakukukan apa yang disebut dengan emok oleh orang Sunda, yaitu merapatkan
kedua tangkai dengan kedua kaki masuk ke dalam. Cara duduk seperti ini mera
adaptasikan juga saat menaiki sepeda motor, yang membuatnya tampak lebih
“feminim”.
Cara berjalan pun tampaknya dapat dikategorikan menjadi cara
berjalan yang maskulin atau feminism. Misalnya di Indonesia mahasiswi sering
membawa buku kuliahnya dengan tangan di depan dada. Kita akan menganggap
mahasiswi yang berperilaku demikian feminism. Sebaliknya, mahasiswa yang
melipat buku catatannya dan memasukannya di saku belakang celananya akan
dianggap maskulin.
Status seseorang tampaknya mempengaruhi postur tubuhnya
ketika ia berkomunikasi dengan orang lain. Orang yang berstatus tinggi umumnya
mengatur postur tubuhnya secara lebih leluasa dari pada orang yang berstatus
rendah.Oleh posisi pria dianggap lebih tinggi dari pada status posisi wanita,
tidak mengherankan jika pria lebih leluasa mengatur opostur tubuhnya dari pada
wanita.
Terdapat beberapa postur pemain basket, yang tentu saja
mempengaruhi posisinya dalam permainan:
·
Dalam formasi bola basket pemain guard
bertugas untuk menjaga garis pertahanan. Minimal tingginya 180cm keatas.
·
Forward bertugas untuk melakuakn
serangan terhadap lawan. Minimal tingginya 190cm keatas.
·
Sedangkan pemain center merupakan
pemain kunci yang bertugas untuk menahan tembakan lawan dan melakukan rebound.Pemain
center juga akan menjadi pusat operan bola ketika berada di daerah lawan.
Minimal tingginya 180cm keatas.
Ekspresi Wajah Dan Tatapan Mata
Masuk akal bila banyak orang yang menganggap perilaku
nonverbal yang paling banyak “berbicara” adalah ekspresi wajah, khususnya
pandangan mata, meskipun mulut tidak berkata-kata. Okulesika (Oculesics) merujuk pada studi tentang
penggunaan kontak mata (termasuk reaksi manik mata) dalam berkomunikasi.
Menurut Albert Mehrabian, andil wajah bagi pengaruh pesan adalah 55%, sementara
vocal 30% dan verbal hanya 7%. Menurut Birdwhistell, perubahan sangat sedikit
saja dapat menciptakan perbedaan yang besar. Ia menemukan, misalnya, bahwa
terdapat 23 cara berbeda dalam mengangkat alis yang masing-masing mempunyai
makna yang berbeda.
KIta bisa membuktikan sendiri bahwa ekspresi wajah khusunya
mata merupakan bagian tubuh yang sangat ekspresif. Cobalah kita memandang orang
lain, baik dengan pria atau wanita. Kita pasti takkan kuat memandangnya terus
menerus. Kita kemungkinan akan tersenyum, tertawa atau mengalihkan pandangan.
Kontak mata memiliki dua fungsi dalam komunikasi antar
pribadi.Pertama, fungsi pengatur
untuk memberi tahu orang lain apakah kita akan melakukan komunikasi dengan
seseorang atau menghindarinya. Ketika kita berada di dalam lift, misalnya kita bertemu seseorang dan tidak ingin berbicara
dengannya, kita dapat memberitahu orang tersebut dengan tidak melihat orang
tersebut. Kedua, fungsi ekspresif,
memberitahu orang lain bagaimana perasaan kita terhadapnya. Pria menggunakn
banyak kontak mata dengan orang yang mereka sukai, meskipun menurut penelitian,
perilaku ini kurang ajeg dikalangan kaum wanita.
Dalam keadaan normal kita menatap orang lain sekilas. Bila
pandangan lebih lama, reaksi orang yang kita pandang cenderung emosional. Boleh
jadi pandangan tersebut akan mengubah kesan kita mengenai status hubungan kita,
misalnya dari hubungan biasa (antar teman) menjadi lebih khusus. Tampaknya
orang-orang yang memiliki hubungan dekat seperti suami-istri, orangtua-anak dan
sahabat dekat akan saling bertatapan lebih lama. Maka tidak heran, orang yang
memiliki hubungan yang sangat dekat mampu menyampaikan banyak makna melalui
kontak mata diantara mereka.
Pandangan orang Jepang lebih sulit untuk diartikan.Karena
bagi mereka kontak mata tidak begitu penting seperti yang dipersepsi orang
Amerika (jelas bahwa peribahasa mata adalah jendela hati tidaklah universal).
Ekspresi wajah merupakan perilaku nonverbal utama yang mengekspresikan
keadaan emosional seseorang.Sebagian pakar mengakui, terdapat beberapa keadaan
emosional seseorang.Sebagian pakar mengakui, terdapat beberapa keadaan
emosional yang dikomunikasikan oleh ekspresi wajah yang tampaknya dipahami
secara universal, seperti kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, keterkejutan,
kemarahan, kejijikan dan minat. Ekspresi-ekspresi wajah tersebut dianggap
“murni”, sedangkan keadaan emosional lainnya (seperti malu, rasa bersalah,
bingung dan puas) dianggap “campuran”, yang umumnya lebih bergantungpada
interpretasi. Sedikit kekecualian atau variasi memang harus diantisipasi.
Misalnya seperti lazimnya orang amerika menunjukan keterkejutan dengan mulut
ternganga dan alis yang naik, sedangkan orang-orang Ekimo,Tlingit, dan Brasil menunjukan
hal yang sama dengan menepuk pinggul mereka.
Minat seseorang antara lain dapat diketahui berdasarkan
pembesaran manik-mata(pupil dilation). Semakin besar minat atau rasa suka
seseorang pada suatu objek,semakin besarlah manik-matanya.dalam studinya
Eckhard Hess menemukan bahwa manik-mata pria paling besar ketika gambar gadis
cantik diperlihatkan kepada mereka, dan manik mata wanita paling besar ketika
gambar pria ganteng dan gambar bayi diperlihatkan kepada mereka. Manik-mata
pria dan wanita cenderung menyempit ketika mereka melihat gambar anak-anak yang
matanya juling dan pincang. Dalam studi lain. Hess menemukan bahwa manik-mata
pria homoseksual melebar ketika mereka melihat gambar pria daripada ketika
mereka melihat gambar wanita, sedangkan pria heteroseksual memperlihatkan pola
yang berbeda.Hess berpendapat bahwa respons manik-mata dipengaruhi oleh porsi
simpatetik sistem saraf otonomik sehingga mencerminkanaktivitas kognotif dan
emosional.
Secara umum dapat dikatakan bahwa makna
ekspresi wajah dan pandangan mata tidaklah universal, melainkan sangat
dipengaruhi oleh budaya. Lelaki dan perempuan punya banyak cara berbeda dalam
hal ini. Perempuan cenderung lebih banyak senyum daripada lelaki tetapi
senyuman mereka sulit ditafsirkan.Senyuman lelaki umumnya berarti perasaan
positif, sedangkan senyuman perempuan mungkin merupakan respons terhadap
afiliasi atau keramahan. Perempuan juga
cenderung lebih lama melakukan kontak mata daripada lelaki terlepas dari apakah mitra
komunikasinya perempuan atau lelaki. Dalam suatu budaya pun terdapat
kelompok-kelompok yang menggunakan ekspresi wajah secara berbeda dengan budaya
dominan. Pearson, West dan Turner melaporkan bahwa dibandingkan dengan pria,
wanita menggunakan lebih banyak ekspresi wajah dan lebih banyak ekspresi wajah
dan lebih ekspresif, lebih cenderung membalas senyum dan lebih tertarik kepada
orang lain yang tersenyum. Ekspresi wajah boleh sama, namun maknanya mungkin
berbeda. Bahkan, seperti pesan verbal, dalam budaya yang sama pun ekspresi wajah
yang sama dapat berbeda makna dalam konteks komunikasi yang berbeda : di rumah,
di tempat kerja, di pesta, di pemakaman, dan sebagainya. Misalnya, Anda tidak
dapat menunjukan wajah yang terlalu riang, dalam suatu acara kematian tetangga Anda, bila Anda tidak ingin
dianggap tidak tahu sopan santun. Sementara pria Amerika berusaha
menyembunyikan kesedihannya dan pria jepang menyembunyikan kesedihannya di
balik senyuman atau tawa, orang Mediterania, seperti orang Arab, tidak jarang
menangis di muka umum.
Dalam basket, isyarat ini jarang digunakan, karena mereka
lebih banyak menggunakan isyarat tangan serta berteriak.
KESIMPULAN
Bahasa
tubuh, berfungsi untuk memperjelas atau mempertegas kalimat, kata atau pesan
yang kita sampaikan. Namun berbeda budaya, tentu saja akan berbeda makna, oleh
karena itu lihatlah orang yang menyampaikan pesan, bukan pesannya.
Dalam
basket, bahasa tubuh sangatlah penting, terutama isyarat tangan. Karena
berfungsi untuk mengecoh lawan juga mempertegas komunikasi terhadap sesama
rekan dalam tim, agar timbul dan terjalinnya kerjasama sesama tim.
Bukan
hanya oleh pemain, isyarat pun banyak digunakan oleh wasit, apalagi dalam
basket, wasit dituntut untuk menyampaikan langsung atau berkomunikasi kepada
panitia yang berada jauh di meja, sejajar dengan bangku penonton.Begitu juga
pelatih, yang dituntut untuk memberikan pengarahan dan setrategi terhadap anak
didiknya.
NARASUMBER
Nama :
Usia :
Status Pendidikan :
Pekerjaan :
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana,
Dedy. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi (Edisi Revisi). Bandung: Rosdakarya
0 Response to "Makalah Komunikasi Nonverbal Dalam Bermain Basket"