Film Captain Philips dirilis pada 17 Oktober 2013 yang disutradai oleh Paul Greengrass.
Film ini dibintangi oleh Tom Hanks dan di ambil dari kisah nyata tentang
penyandraan perompak Somalia pada tahun 2009. Richard Philips pada saat itu
sedang bertugas bersama 20 awaknya untuk mengantar kargo sebesar 17.000 ton
menuju Mambosa, Kenya. Namun kapalnya yang bernama Maersk Albama sempat dibajak
oleh perompak Somalia yang dipimpin oleh Muse (Barkhad Abdi) yang kejam. Namun
sayangnya perompak tidak menemukan sesuatu yang berharga di kapal tersebut.
Maka Muse pun menyandra kapten Phlipis untuk ditukar dengan sejumlah uang. Sehingga terjadi konflik antara awak kapal
Maersk Albama yang dipimpin oleh kapten Philip dan perompak Somalia yang
dipimpin oleh Muse
Dalam film ini kapten
Plilips berhasil untuk memimpin para awak serta mendorongnyauntuk
berpartisipasi dan bekerja sama. Konflik yang ter jadi menyebabkan terlambatnya
kargo yang harus tiba di Mambosa. Kapten Philips mampu berkomunikasi dengan
baik dengan para awak maupun dengan tentara Somalia.
Kapten Philip mampu
melihat situasi dan mengambil keputusan yang tepat untuk mengurai konflik serta
membangun hubungan kerja yang baik dengan para awak. Kapten Philip mampu
menyadarkan bahwa masalah ini nyata bukan latihan, sehingga para awak bergegas
dan bersungguh-sungguh.
Strategi
yang kapten Philips adalah Strategi Kalah-kalah, yaitu:
1.
Melakukan
pendekatan untuk mencari kesepakatan atau mengambil jalan tengah untuk
menyelesaikan perselisihan dengan perompak Somalia
2.
Membayar
salah satu pihak yang berkonflik atau membayar perompak tentara somalia
3.
Menggunakan
pihak ketiga sebagai penengah (arbitrator) yatiu Badan Pertahanan Laut atau
Tentara Laut A.S atau pasukan khusus yang ikut campur tangan dalam misi
penyelamatan kapten Philips.
4.
Merujuk
pada aturan birokrasi atau aturan yang berlaku untuk memecahkan konflik, yaitu
dengan mengikuti prosedur atau kode etik kapten kapal.
Gaya Kepemimpinan Kapten Philips
Kepemimpinan
demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan
dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.Kapten
Philips menempatkan
dirinya sebagai pengontrol, pengatur dan pengawas, dengan tidak menghalangi hak-hak
bawahannya untuk berpendapat.Buktinya adalah saat setelaha kedatangan perompak
Somalia untuk yang pertama kalinya ia berdikusi di dek kapal dan memimpin
diskusi serta memutuskan diskusi atas keputusan bersama.
Organisasi
yang dibuat dengan teori demokratis ini pun memiliki suatu kelebihan, dimana
setiap tugas dan wewenang dari pengurus organisasi tersebut diatur sedemikian
rupa, sehingga jelas bagian-bagian tugas dari masing-masing pengurus, yang mana
nantinya tidak akan terjadi campur tangan antar bagian dalam organisasi
tersebut. Pembagian tugas ini juga sangat efisien dan efektif bila diterapkan
dalam suatu organisasi dimana tujuan utama dari organisasi adalah tercapainya
tujuan dan kepentingan bersama. Kapten Philips pun dengan baik membagi tugas untuk
masing-masing awak kapal.
Kapten Philips sadr,
bahwa sebagai seorang pemimpin tidak akan mampu bekerja seorang diri. Karena
itu dia perlu mandapatkan bantuan dari semua awak saat kembali diserang
oleh perompak untuk yang ke dua kalinya. Dia memerlukan dukungan dan partisipasi dari
bawahannya, perlu mandapatkan penghargaan dan dorongan dari atasan, dan butuh
mendapatkan support/dukungan moril dari teman sejawat yang sederajat
kedudukannya dengan dirinya. Baiknya para awak mampu berpartisipasi dengan baik,
buktinya tidak ada korban meninggal anggota awak kapal yang dipimpin kapten
Philip.Dengan
sungguh-sungguh ia mendengarkan pendapat, saran dan bahkan kritik dari orang
lain, terutama bawahannya.
0 Response to "Aplikasi Teori Manajemen & Gaya Kepemimpinan Dalam Film “Captain Philips”"