Kasus
Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jateng I Sakli Anggoro mengatakan, industri
yang terpengaruh krisis global adalah sektor usaha yang berorientasi ekspor ke
Eropa. Selain itu, industri yang terkena dampak membanjirnya produk China ke Indonesia . Sementara industri yang
lingkupnya domestik justru tidak terpengaruh. "Jepara terpengaruh karena
banyak yang ekspor mebel. Dampaknya baru beberapa persen, belum semua
terpantau," katanya saat media gathering yang diselenggarakan di Ambarawa
baru-baru ini.
Guna mengatasi
penurunan setoran pajak, langkah yang dilakukan adalah menggenjot penerimaan
pajak orang pribadi dengan penegakan hukum. Apalagi sampai saat ini masih
banyak ditemukan orang pribadi yang belum membayar pajak dengan benar dan
wajar."Nanti akan banyak pemeriksaan dan memanggil wajib pajak yang
potensial dengan tujuan pembayaran pajak dapat benar dan wajar," ujarnya.
Saat ini penerimaan
pajak baru mencapai 60 persen. Diperkirakan puncak penerimaan pajak terjadi
pada akhir tahun karena pemerintah menghabiskan biaya belanjanya. Kepala Seksi
Bimbingan Pelayanan Kanwil DJP Jateng I Pudjianto Sanmukhidi menuturkan, jika
dilihat dari pertumbuhannya, penerimaan pajak seperti pajak penghasilan (PPh)
maupun pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak pertambahan nilai barang mewah
(PPnBM) naik 11,96 persen, dibandingkan tahun lalu. Hingga 18 September,
penerimaan PPh telah mencapai Rp 3,7 triliun. Sementara periode yang sama tahun
lalu sebesar Rp 3,3 triliun.
"Penerimaan PPN
dan PPnBM sudah sebesar Rp 2,6 triliun, sedangkan tahun lalu Rp 2,3 triliun.
Penerimaan pajak banyak ditopang PPh serta PPN dan PPnBM. Tahun ini masih ada
pertumbuhan 11,96%. Meski belum sesuai target, namun ada kenaikan sekitar
20%-23%," katanya.
Pudjiono mengakui bahwa
selama krisis global, ada wajib pajak badan yang mengajukan pengurangan setoran
pajak, tidak hanya berasal dari sektor pertambangan dan sektor industri
pengolahan, tetapi juga sektor lainnya.
Rupiah bergerak di
kisaran Rp 9.565-9.495. IHSG yang ditutup menguat pada akhir kuartal ketiga
kemarin memberikan sentiment positif terhadap pergerakan rupiah sehingga
ditutup terapresiasi pada sore hari. Namun, kebutuhan dollar AS oleh importir
di akhir bulan September menahan penguatan rupiah terhadap dollar AS. Bank Indonesia juga
terlihat mulai aktif melakukan intervensi di pasar valas untuk mengurangi
volatilitas pergerakan rupiah akhir pekan kemarin.
Hari ini rupiah
berpotensi bergerak dengan kecenderungan melemah. NDF 1 bulan di pasar offshore
pagi ini dibuka naik di level Rp 9.623-9.640. Para pelaku pasar menunggu rilis
data ekonomi Indonesia
siang ini, di mana diprediksi inflasi akan meningkat dibanding bulan
sebelumnya. Hal tersebut diikuti penurunan ekspor karena kondisi perekonomian
global yang semakin melambat dan diperkirakan akan berdampak pada melemahnya
rupiah hari ini. BI diperkirakan akan siap siaga mengawal pergerakan rupiah
hari ini.
Pembahasan
Kondisi ekonomi
Eropa saat ini semakin memburuk, hal ini dapat dilihat dari langkah lembaga
pemeringkat Standar and Poor menurunkan peringkat surat utang sembilan negara Eropa. Kondisi
ekonomi negara-negara kawasan Eropa yang belum menunjukkan tanda-tanda
perbaikan, merupakan salah satu faktor penilaian. Lembaga pemeringkat cenderung
melihat kondisi perekonomian negara Eropa dalam jangka menengah, sebelum
akhirnya memutuskan melakukan penilaian terhadap peringkat obligasi negara.
Dengan kata lain, rating yang turun merupakan cerminan prospek ekonomi jangka
menengah yang semakin buruk. Rating surat
utang negara, didasarkan atas rasio utang suatu negara, pengelolaan anggaran negara
yang prudent dengan kemampuan menjaga defisit, pengelolaan moneter yang
kredibel serta kemampuan membayar utang. Kondisi Eropa diyakini semakin
mmbahayakan. Surat
hutang negara-negara Eropa lainnya berpotensi diturunkannya juga jika tidak
berhati-hati dalam pengelolaan sistem perekonomiannya.
Krisis dunia ini berakar pada kegagalan Uni Eropa
untuk memperbaiki perbankannya yang sebenarnya perekonomian Eropa belum
sepenuhnya sembuh kembali dari krisis global tahun 2007 dan tidak pernah
sepenuhnya menangani semua tantangan yang dihadapi sistem perbankan mereka.
Salah satu factor penting terjadinya krisis keuangan eropa adalah factor krisis
utang di Negara yunani. Kronologi terjadinya krisis ekonomi eropa dimulai dari
:
1.
Mei
2010, Yunani mengalami krisis fiscal akibat ketidak-disiplinan kebijakan fiscal
dan utang swasta. Yunani meminta bantuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan
Uni Eropa. Dana talangan yang disepakati sebesar 120 euro.
2.
November
2010, irlandia meminta bantuan dana dari Uni Eropa dan IMF. Dana tersebut akan
digunakan untuk menyuntik modal perbankan.
3.
April
2011, pemerintah Portugal
meminta dana talangan ke IMF untuk emmbayar utang jangka pendek yang jatuh
tempo.
4. Agustus 2011, italia mulai goncang karena pasar
saham dan obligasinya tertekan di pasar modal .
para investor melepaskan saham dan obligasi italia karena khawatir dengan
pelemahan ekonomi global.
5. Desember
2011, pemerintahan baru dispanyol dan italia berjuang menerapkan berbagai
kebijakan untuk menyelamatkan perekonomian masing-masing. Spanyol bersiap
menerapkan berbagai langkah penghematan baru dan italia akan melakukan
reformasi liberal.
6.
Maret 2012, perekonomian spanyol
terkontraksi lagi selama dua kuartal pertama 2011. Bank Sentral Spanyol
menyatakan spanyol resmi kembali memasuki resesi.
Gambar
Kronologi Krisis Eropa.
Hal tersebut menimbulkan efek domino. Berturut-turut
ekonomi Irlandia , Portugal ,
Italy
dan Spanyol terguncang. Dampak krisis ini juga mulai terasa di Indonesia
melalui jalur keuangan dan jalur perdagangan. Jalur keuangan terlihat dari
anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), jalur perdagangan terlihat
melalui penurunan ekspor. Meskipun indonesia sudah termasuk
negara-negara kategori layak investasi (investment grade), kondisi di Eropa
cukup mempengaruhi aliran modal ke dalam negeri. Penurunan rating surat utang negara
maju,membuat invesator panik dan kemungkinan untuk menahan modalnya masuk ke
pasar. Bahkan, untuk jangka pendek, investor berpotensi menarik dananya dari
pasar.
Gambar
grafik IHSG dan Ekspor Indonesia .
Seperti yang terlihat dari artikel di atas, system ekonomi liberal
kapitalis yang memungkinkan siapapun untuk berusaha dan ekonomi berdasarkan
permintaan pasar. Inilah yang menjadi penyebab krisis ekonomi, karena apabila
permintaan pasar menurun maka perekonomian pun akan menurun. Inilah yang
menjadi kelemahan system ekonomi liberal kapitalis, karena hanya kaum-kaum
kapitalis yang memiliki modal besar yang mengendalikan perekonomian dimana
orientasi mereka tentu saja mempertebal keuangan mereka sendiri.
Kesimpulan :
Berdasarkan
pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan :
1.
Eropa menganut sistem ekonomi
liberal-kapitalis, dimana sistem yang memberikan kebebasan yang besar bagi
pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan yang terbaik bagi kepentingam individual
atau sumber daya-sumber daya ekonomi atau factor produksi.
2.
Dengan
diterapkannya system ekonomi liberal kapitalis di seluruh dunia, apabila salah
satu Negara mengalami krisis ekonomi, maka akan berimbas juga terhadap
perekonomian global.
Analisis 5 tokoh :
-
Persamaan
dari pemikiran 5 tokoh ekonomi yang mewarnai sistem ekonomi kita adalah, mereka
sama-sama setuju dengan Sistem Ekonomi Pancasila.
-
Perbedaannya
adalah dari segi sudut pandang mereka terhadap Sistem Ekonomi Pancasila itu
sendiri:
- 1. Pemikiran Muhammad Hatta : Sistem Ekonomi Pancasila merupakan sistem ekonomi yang berasaskan kekeluargaan
- 2. Pemikiran Wilopo : Sistem Ekonomi Pancasila sangat menolak sistem liberal, karena itu sistem ekonomi pancasila juga menolak sektor swasta yang merupakan penggerak utama sistem ekonomi liberal-kapitalis.
- 3. Pemikiran Wijoyo Nitisastro : Sistem Ekonomi Pancasila sangat ditafsirkan sebagai penolakan terhadap sektor swasta.
- 4. Pemikiran Mubyarto : Sistem Ekonomi Pancasila bukan kapitalis atau sosialis dengan perbedaan dalam pandangan tentang manusia.
Pemikiran Emil Salim : Sistem Ekonomi Pancasila sangat sederhana yaitu sistem ekonomi pasar dengan perencanaan sehingga tercapai keseimbangan antara sistem komando dengan sistem pasar.
0 Response to "Makalah Dampak Krisis Eropa"